"Masuk berdua?"
"Ya, tolong," kata Ronald. Ia tersenyum lebar, namun ada kelelahan yang berbekas di matanya yang tak ia ingin sembunyikan. Ia memegang tangan Soleia erat. "Istri saya dan saya sudah di jalan selama beberapa waktu."
"Bulan madu?" Penjaga yang bertugas di perbatasan mengangkat alisnya. "Itu sungguh beruntung sekali."
Soleia membeku, takut jika Ronald telah misspoke. Lagi pula, kebanyakan petani tidak memiliki kemewahan untuk pergi bulan madu, tapi Ronald mengusap bahunya dengan menghibur. Ia mendekat dan berbicara dengan irama orang Raxuvian asli, sambil memberikan sebuah token pada penjaga. Soleia bahkan tidak menyadari bahwa ia membawa itu bersamanya.
"Bisa dibilang begitu. Kami mengunjungi danau untuk berdoa agar dikaruniai anak. Sekarang kami harus kembali untuk membantu keluarga saya di pertanian!" Ronald tertawa, dan Soleia juga tersenyum, mendekap lebih dekat kepadanya, pipinya memerah karena malu.