Li Dahai begitu lelah hingga tak memiliki sedikit pun tenaga tersisa, terengah-engah saat menjawab, "Si idiot A'niu itu yang membuat anakku masuk penjara. Kau pikir aku harus senang akan hal itu?"
"Benarkah? Apa untungnya masuk penjara?" Wang Dahua terus bertanya sambil menyelidik.
Si tua bangka, andai bukan karena mengorek aib A'niu, apa aku akan memberimu makan gratis malam ini?
"Apa yang kau tahu, si wanita nafsu? Kalau aku bisa masukkan dia ke dalam, aku juga bisa bunuh dia di sana," kata Li Dahai dengan bangga.
"Apa?" pekik Wang Dahua, lalu berbalik untuk duduk.
Payudaranya yang putih dan montok bergoyang-goyang di depan mata Li Dahai.
"Si kecil horny, baru saja selesai dan kau sudah membangkitkan nafsu aku lagi. Aku sudah lelah, kau yang di atas," katanya.
Li Dahai merasa lemah, tetapi matanya berkobar saat mengunci pada buah dadanya yang lembut.