Bab 202: Membuka Pintu Kokpit

Pada saat itu, A'niu mengeluarkan ponsel Bai Ling.

Dia menekan tombol putar untuk rekaman itu.

"Habiskan harimu bersamaku..."

Sebuah suara remaja yang licik terdengar dari telepon.

A'niu memutar volume hingga maksimal.

Para penjaga keamanan dan penumpang di sekitar mendengar setiap kata dengan jelas.

Tiba-tiba, semua orang menatap remaja itu dengan rasa hina.

"Sudah muda tapi sudah belajar memeras dan mengancam—betapa dunia sudah rusak!"

"Pemuda hari ini, kekurangan pendidikan yang layak, terjun ke jalan yang bengkok."

Remaja itu menutup teleponnya dalam kepanikan.

Dia menatapnya dengan tidak percaya.

"Kapan kamu merekam ini?"

Remaja itu pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya.

Pemuda-pemuda ini, malas dan menganggur,

selalu merencanakan cara untuk memeras uang dari orang lain.

Karena itu, dia sangat waspada terhadap alat perekam.

Mereka akan menyerang ketika orang lain paling tidak menduga, tidak memberikan waktu

untuk korban mempertimbangkan mengumpulkan bukti.