Wanita itu bernama Wang Meng. Di masa mudanya, berkat paras cantik dan tubuh tingginya, dia menjadi pujaan hati banyak orang saat SMP.
Xu Wendong adalah orang biasa, tentu saja tidak bisa menghindari kerinduan pada wanita cantik.
Namun, kala itu, dia naif, sama sekali tidak sadar bahwa miskin adalah sebuah dosa. Maka, di SMP, dia dengan berani menyerahkan surat cinta kepada Wang Meng.
Sayangnya, Wang Meng memberikan surat cintanya kepada guru kelas, yang juga tantenya.
Akibatnya, Xu Wendong dihukum dan harus membaca isi surat itu dengan keras di depan kelas, bahkan menulis kritik diri sepanjang lima ribu kata.
Setelah kejadian itu, Xu Wendong yang awalnya periang menjadi lebih penasaran, sifat yang bertahan hingga hari ini.
Mengingat masa lalu, dia tersenyum dingin, "Bank bukan rumahmu, kenapa aku tidak bisa datang kesini?"
Meski Wang Meng menjadi lebih dewasa dan menawan, Xu Wendong hanya merasa benci di hatinya, berbicara tanpa memberinya muka.