Ia dikenal dengan banyak nama dan gelar.
Banyak yang memanggilnya Requiem yang Diam.
Penuai Bayangan.
Penguntit Diam.
Pelukan Kegelapan.
Anak Terkutuk.
Puncak Bayangan.
Tapi pada akhirnya, ia dikenal sebagai Ibu Para Pembunuh.
Legasinya dimulai setelah Perang Besar, ketika para abadi dan dewa-dewa berperang memperebutkan sisa-sisa yang tersisa dari era primordial. Mereka menyebutnya Penyeberangan.
Di masa itu, kekacauan ada di mana-mana. Mereka yang tidak tahu apa yang sedang terjadi hancur tanpa sadar, dan mereka yang tahu juga tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri.
Namun, pada hari ketika abadi jatuh dan segalanya berantakan, Selinthra terbangun. Dia hanyalah putri dari seorang petani dan seorang seniman.
Mimpinya adalah tumbuh dan menjadi seorang seniman seperti ibunya. Namun, hari ketika abadi jatuh adalah hari dia kehilangan segalanya, tetapi juga hari ketika garis keturunannya terbangun.