Ryu duduk di kursi berhadapan dengan Azara. Matanya yang tajam memperhatikan gadis di depannya-gadis yang baru saja menyelamatkannya dari dua pria brengsek di gang gelap.
Azara tetap bersikap dingin, menyeruput kopinya tanpa ekspresi. "Kau akan terus menatapku seperti itu?" tanyanya santai.
Ryu menghela napas. "Aku hanya tidak menyangka ada seorang gadis yang bisa melumpuhkan dua pria dalam hitungan detik."
Azara menaikkan alis. "Kau pikir aku lemah?"
"Tentu saja tidak." Ryu menyeringai. "Aku justru penasaran. Siapa kau sebenarnya?"
Azara tidak menjawab. Dia tidak suka berbicara tentang dirinya, terutama pada seseorang yang baru ia temui. Tapi entah kenapa, ada sesuatu dalam diri Ryu yang membuatnya merasa... tidak perlu berpura-pura.
"Aku bukan siapa-siapa," jawabnya akhirnya.
Ryu menyipitkan mata. Dia tahu itu bohong. Tidak ada orang biasa yang bisa bertarung seperti itu.
"Kalau begitu, aku berhutang nyawa padamu," kata Ryu. "Apa kau butuh sesuatu? Aku bisa membalasnya."
Azara menatapnya lama. Lalu, untuk pertama kalinya malam itu, dia tersenyum kecil.
"Aku tidak butuh apa pun. Tapi mungkin... kita bisa menjadi sekutu."
Ryu mengernyit. "Sekutu?"
Azara bersandar di kursinya. "Aku yakin kau punya masa lalu yang tidak ingin kau ceritakan. Sama sepertiku."
Ryu terdiam. Gadis ini... benar-benar berbeda dari siapa pun yang pernah ia temui.
Tapi sebelum Ryu bisa menjawab, tiba-tiba suara langkah kaki terdengar mendekat.
Seorang pria tinggi dengan setelan hitam yang rapi, aura dingin yang tajam, dan mata kelam yang penuh perhitungan, berdiri di depan mereka.
Alex Navarro.
Ryu langsung merasakan hawa tekanan yang kuat. Dia bisa merasakan sesuatu yang berbahaya dari pria ini.
Alex menatap Azara tanpa ekspresi. "Apa yang kau lakukan dengan orang ini?"
Nada suaranya datar, tapi Ryu bisa merasakan sesuatu yang mengancam di baliknya.
Azara tetap tenang. "Apa masalahnya?"
Alex tidak langsung menjawab. Matanya beralih ke Ryu, menatapnya seolah menimbang sesuatu.
Lalu dia berbicara dengan nada dingin.
"Aku tidak suka orang asing ada di dekatmu, Azara."
Ryu tersenyum kecil. Sekarang dia yakin. Pria ini menyukai Azara.
Dan dari tatapan Alex yang penuh perhitungan, Ryu juga sadar satu hal:
Jika dia terlalu dekat dengan Azara, pria
ini mungkin tidak akan ragu untuk menyingkirkannya.