Bayangan yang Bangkit

Fajar belum sepenuhnya menyingsing, namun istana sudah terbangun dalam keheningan yang mengandung janji-janji kegelapan. Di balik dinding-dinding batu yang dingin dan berlumut, Nihil Aethernis—atau yang kini dikenal sebagai wajah baru Heze—melangkah dengan langkah yang terukur, setiap jejaknya mengungkapkan keangkuhan dan kegetiran yang tersisa dari ingatan modern yang ia sandarkan.

Dalam lorong istana, bayangan-bayangan menari seiring dengan alunan angin lembut yang menyelinap melalui celah-celah jendela tua. Suasana yang terbungkus misteri itu seakan menggugah setiap sel dalam tubuh barunya, memanggilnya untuk menyambut peran yang telah ia pilih—atau mungkin yang telah ditakdirkan oleh kekosongan.

Di dalam kepalanya, Sistem Echo kembali menyala, menyisipkan informasi baru sebagai pengingat akan keadaan dan tujuan awal eksperimennya:

---

[TAMPILAN SISTEM ECHO - UPDATE LOKASI & STATUS]

```

>> Lokasi: Istana Bayangan, Ruang Koridor Utama <<

>> Waktu: 05:12 Pagi - Kabut Menyelimuti <<

>> Cuaca: Dingin, dengan getaran energi gaib <<

-----------------------------------------------

Nama: Heze (Nihil Aethernis)

Level: 1 | EXP: 0/100

Statistik:

STR: 10 AGI: 12

VIT: 14 INT: 25

WIS: 20 LUK: ???

Afinitas: Kehampaan, Kegelapan, Ilusi

Quest Aktif: "Awal Ketiadaan"

Tugas: Menyusup ke lingkungan kerajaan dan mengamati struktur kekuasaan.

Hadiah: EXP, Pengaktifan Skill Minor, Peningkatan Stat Sementara.

-----------------------------------------------

```

---

Mendengar pesan mekanis yang monoton namun penuh arti, Heze menghela napas—meskipun ia tidak pernah benar-benar "merasakan" seperti manusia pada umumnya, kehadiran kata-kata itu seolah menggelitik bagian tersisa dari kemanusiaannya. Dalam benaknya, terukir pertanyaan yang telah lama terpendam: "Adakah kebenaran di balik bayang-bayang, atau hanya gema hampa yang menari di antara realitas?"

Langkahnya mengantarkan ke ruang pertemuan di mana para pejabat kerajaan berkumpul. Di sana, lampu-lampu obor berpendar redup, memantulkan bayangan-bayangan wajah yang penuh rahasia dan ambisi. Ia menyaksikan kerumunan itu dengan tatapan tajam, seolah menilai setiap jiwa yang hadir. Di antara mereka, dialog samar dan bisikan politik tampak seperti alunan simfoni yang kompleks—semua menciptakan atmosfer yang penuh intrik dan kekacauan terstruktur.

Di balik penampilannya yang dingin, ada sebuah dinamika yang tersembunyi. Sistem Echo tidak hanya mencatat statistik dan quest, tetapi juga merespons setiap interaksi dengan pengamatan tajam. Begitu pula, setiap percakapan yang terjadi di antara mereka—dari kata-kata yang terucap hingga isyarat tubuh yang hampir tak terlihat—akan tercatat sebagai data yang berharga, menambah lapisan misteri pada identitas yang ia sandang.

Dalam momen itu, suara hati (atau lebih tepatnya, sinyal sistem) berbisik:

"Perhatikan. Setiap kata yang terucap adalah petunjuk, setiap gerakan adalah strategi. Dunia ini bukan sekadar panggung; ia adalah labirin di mana nasib ditulis dengan tinta gelap."

Heze kemudian melangkah ke depan, memasuki ruang pertemuan dengan sikap yang terukur. Saat pintu besar terbuka, seluruh ruangan terdiam sejenak. Di antara keraguan dan ketakutan, beberapa mata terfokus padanya. Ia tahu, dalam setiap tatapan itu terdapat penilaian—mungkin kekaguman, mungkin kebencian. Namun, bagi Heze, semua itu hanyalah bagian dari permainan realitas yang lebih besar.

Kembali kepada Sistem Echo, pembaruan berikut muncul sebagai pengingat bahwa perjalanan baru saja dimulai:

---

[TAMPILAN SISTEM ECHO - QUEST

UPDATE]

```

>> Quest "Awal Ketiadaan" <<

Status: Berlangsung

Tugas Tambahan:

- Observasi interaksi antar pejabat kerajaan.

- Catat pola politik dan persaingan kekuasaan.

- Identifikasi potensi ancaman terhadap kestabilan istana.

Hadiah Diperbarui: EXP tambahan, Unlock Skill Minor "Shadow Trace" (Rank F - Level 1/10)

-----------------------------------------------

```

---

Dalam hati yang beku namun penuh ambisi, Heze merespons dengan nada pelan namun tegas, "Aku akan mengurai rahasia ini, satu per satu. Tiap bayang yang melintas, tiap kata yang terucap—semuanya adalah kunci menuju pemahaman yang lebih dalam tentang kekosongan yang kumiliki."