Awal Dari Segalanya

"Bruk"

Di sebuah sekolah dasar kota Shin'ya, seorang anak perempuan bernama Ophelia Luna. Dirinya mendapat perundungan setiap harinya karena ia memiliki warna rambut yang berbeda dari anak lainya. Gurunya tidak mengetahuinya, dan Luna juga tidak ingin memberi tau hal ini kepada gurunya.

Sepulangnya dari sekolah, Luna langsung mendapat hujatan dari orang tuanya. Dirinya di hujat orang tuanya karena selalu pulang di malam hari, Luna sudah terbiasa dengan hal ini. Semenjak ia lahir, Luna tidak pernah mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Orang tuanya juga sering bertengkar karena alasan yang ia tidak ketahui.

Luna terus menjalani hari hari yang menyakitkan setiap harinya. Namun, ia tetap ingin menjalani hidupnya karena gurunya pernah berkata bahwa setiap mahkluk pasti memiliki tujuan hidup. Luna terus memegang kata kata gurunya itu dan terus mencari arti dari tujuan hidupnya.

Meskipun ia masih duduk di bangku Sekolah dasar, dirinya memiliki kepintaran yang luar biasa. Semua gurunya juga tau bahwa Luna adalah murid yang sangat pintar, Luna juga selalu mendapatkan peringkat satu di sekolahnya. Ia juga sering mengikuti lomba di kotanya untuk kesenanganya dan dirinya juga sering menjuarai lomba yang diikutinya.

Meskipun dirinya sangat pintar dan sering menjuarai perlombaan di kotanya, Luna tetap mendapat perundungan. Dirinya hanya bisa menyembunyikan hal itu dari gurunya, alasan ia menyembunykan hal itu karena Luna tidak ingin kedua orang tuanya mengetahui bahwa dirinya mendapat perundungan.

Luna tau bahwa orang tuanya tidak akan melindunginya, justru ia berfikir kalau kedua orang tuanya akan memarahinya tanpa alasan yang jelas.

**

Suatu hari, disaat Luna pulang dari sekolahnya. Ia pergi ke sebuah taman yang berada di dekat sekolahnya, ia sudah biasa pergi ke taman itu. Bahkan beberapa orang mengenalnya karena ia sering duduk di taman itu sambil melihat ponselnya, dirinya tidak ingin pulang cepat karena tau bahwa dirinya akan dimarahi oleh orang tuanya tanpa alasan yabg jelas.

Saat dirinya pergi dari taman itu, ia berkeliling dan mencoba jalan lain untuk menuju ke arah rumahnya. Dirinya melewati kolong jembatan yang jarang di lewati oleh orang orang dan menginjak sesuatu dikakinya. Benda yang ia injak itu cukup lentur seperti tanah liat, Luna juga melihat bahwa ada kantung belanjaan yang penuh dengan tanah liat itu tergeletak di kolong jembatan tersebut.

Karena hari sudah mulai gelap, Luna memutuskan untuk mengambil kantung belanjaan yang penuh dengan seperti tanah liat tersebut. Sesampainya di rumah, dirinya melihat kedua orang tuanya sedang berkelahi. Ia memanfaatkan hal ini untuk membawa kantung belanjaan itu ke kamarnya, ia mengeluarkan sedikit tanah liat yang berada di kantung belanjaan itu untuk di mainkan sebelum tidur.

Saat ia ingin mengambil beberapa tanah liat lagi, ia melihat secarik kertas di dalam kantung belanjaan tersebut. Kertas itu berwarna hijau tua sama seperti warna tanah liat yang sedang ia mainkan, kertas itu hanya menuliskan sebuah alamat yang tidak ia ketahui. Ia berfikir bahwa itu adalah alamat dari orang yang telah membuang tanah liat tersebut.

Keesokan harinya Luna pergi ke sekolah setelah memakan makanan yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya di meja. Dirinya bersyukur karena tidak perlu melihat kedua orang tuanya berkelahi di pagi hari.

***

Di sekolah Luna kembali menjalani hari harinya dengan rundungan, dirinya tidak terlalu memperdulikan hal ini dan sudah menganggapnya sebagai keseharian normalnya.

Sepulangnya dari sekolah, Luna kembali ke sebuah taman untuk membuang waktunya. Dirinya tidak ingin pulang lebih awal karna pasti akan dimarahi tanpa alasan lagi. Saat ia sedang bermain ponselnya di taman, ia berfikir untuk mencari alamat dari orang yang membuang tanah liat tersebut.

Dengan bermodalkan secarik kertas, Luna mulai mencari alamat tersebut. Ia berkeliling kota cukup lama untuk mencari alamat tersebut, dirinya juga bertanya ke banyak orang untuk mencari alamat tersebut dan sampailah di suatu bangunan.

Bangunan itu terlihat jelas kalau itu sudah tidak berpenghuni, namun karena hari belum mulai gelap. Luna memutuskan untuk melihat sebentar ke bangunan itu, dirinya menemukan bahwa pintu depanya tidak terkunci. Saat ia masuk, Luna langsung mengetahui bahwa orang yang memiliki bangunan tua ini ialah orang kaya.

Dirinya menjelajahi bangunan tersebut dan menemukan sebuah ruangan yang menuju ke arah bawah tanah. Karena hari sudah mulai gelap, ditambah ruangan itu sangat gelap. Luna memutuskan untuk menjelajahi bangunan itu di esok hari.

****

Sesampainya Luna di rumah, dirinya tidak melihat kedua orang tuanya dan tidak mendengar adanya keributan. Luna tidak begitu memperdulikan hal ini dan langsung menuju ke kamarnya. Dirinya bersiap untuk pergi ke bagunan tua sebelumnya, ia juga mempersiapkan beberapa benda seperti senter,pisau,dan beberapa alat untuk beladiri.

Luna khawatir ada orang yang masih menghuni bangunan tersebut. Namun, menurut orang yang tinggal di dekat bangunan tua itu. Bangunan itu sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Luna tidak ingin memikirkan hal yang tidak penting dan memutuskan untuk tidur.

Keesokan harinya, Luna juga tidak mendengar ada keributan di rumahnya. Dirinya juga tidak melihat kedua orang tuanya di ruang tengah, dan berfikir bahwa kedua orang tuanya sudah pergi bekerja. Luna memakan makanan yang ada di mejanya dan langsung bergegas berangkat ke sekolahnya.

Sepulangnya dari sekolah, Luna kembali mendatangi bangunan tua sebelumnya. Dirinya sangat penasaran dengan ruang gelap yang menuju ke bawah tanah tersebut. Sesampainya di bangunan tua itu, Luna langsung mengeluarkan senter dari tasnya.

Dirinya kembali ke ruangan gelap itu dan mulai masuk ke ruangan yang tampaknya menuju ke bawah tanah. Luna merasa sedikit ketakutan, karena meski hari masih siang. Rungan yang ia masuki sudah sangat gelap, namun dirinya terus jalan ke arah bawah tanah karena penasaran dengan ruangan tersebut.

*****

Sesampainya Luna di dasar bangunan itu, dirinya melihat ruangan yang begitu luas. Luna pergi mencari saklar lampu untuk membuat ruangan itu lebih terang, saat ia menemukan saklarnya. Dirinya terkejut bahwa lampunya masih bisa menyala.

Dirinya melihat ke sekitar dan mengetahui bahwa ruangan itu dipenuhi dengan banyak kotak barang, ia membuka beberapa kotak dan mengetahui bahwa kotak kotak itu berisi tanah liat berwarna hijau tua.

Luna sangat penasaran dengan benda itu, ia kembali berkeliling dan menemukan sebuah meja kerja yang berada di sudut ruangan itu. Dirinya melihat ada beberapa dokumen yang tersusun rapih di meja tersebut, tanpa pikir panjang Luna langsung membuka beberapa dokumen tersebut.

Saat membaca dokumen yang ia buka, dirinya dibuat terkejut. Karena benda yang mirip dengan tanah liat itu bukanlah tanah liat. Melainkan, BOM C4.