Ruangan Rahasia

Luna terkejut denga apa yang ia baca di dokumen tersebut, dirinya sangat tidak menyangka bahwa benda yang tampak seoerti tanah liat itu adalah sebuah bom. Setelah membaca itu, Luna langsung berfikir untuk meninggalkan rumah itu. Namun, rasa penasaranya bertambah setelah dirinya melihat dokumen lain yang belun ia baca. Luna akhirnya memutuskan untuk lanjut membaca dokumen lain yang ia lihat didekatnya.

Rasa penasaran Luna sangat besar, hal ini membuatnya tidak begitu mempedulikan benda berbahaya yang berada di sekitarnya. Ia membaca dokumen lain yang ia lihat sebelumnya dan menemukan sebuah kertas kecil yang terlipat di halaman dokumen yang ia aca tersebut. Saat Luna membuka kertas tersebut, dirinya melihat sebuah gambar yang tampaknya sebuah denah.

Denah itu sangat besar, namun ia tidak mengetahui denah apa itu sebenarnya. Di setiap ruangan di denah tersebut, Luna melihat tulisan yang tampaknya Bahasa asing. Dirinya tigak mengetahui arti dari tulisan tersebut, karna penasaran ia akhirnya membuka ponselnya untuk mengetahui arti dari kata yang tertulis di denah tersebut.

Setelah dirinya menggunakan translate untuk mengetahui kata yang tertulis, ia sedikit terkejut karena arti dari beberapa ruangan tersebut tampak sangat aneh. Apa lagi Luna melihat bahwa ada salah satu ruangan yang bertuliskan senjata.

Dirinya juga kembali di kejutkan dengan ruangan yang bertuliskan bom, Luna berfikir apakah ini adalah denah tempat yang saat ini ia temukan. Namun setelah dirinya melihat ke sekitarnya, Luna tidak melihat adanya ruangan lain atau lorong penghubung.

**

Setelah Luna memperhatikan denah itu lagi, dirinya melihat sebuah lorong penghubung di denah tersebut. Karena penasaran ia akhirnya melihat ke arah sebuah lemari buku, yang dimana seharusnya itu adalah sebuah lorong. Luna mendekat ke arah lemari buku tersebut dan merasakan ada keanehan dengan lemari buku tersebut.

Dirinya merasa aneh karena buku yang berada di lemari itu bukanlah buku penting seperti dokumen yang ia baca sebelumnya, melainkan buku dongeng. Tentu saja semua orang akan merasa aneh dengan hal ini, karena tidak mungkin seseorang membaca dongeng di ruangan yang penuh dengan bom ini.

"Little princess" Luna mengambil buku itu untuk melihat apakah semua buku yang ia lihat adalah buku dongeng. Namun, saat dirinya mengambil buku itu. Seluruh rungan tiba tiba bergetar, hal ini membuat ia kaget. Karena Luna takut seluruh bom yang berada di ruangan itu meledak, dirinya langsung meninggalkan rumah terbengkalai itu dan memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

Saat dirinya kembali ke rumah, ia tidak melihat siapapun dirumahnya. Luna langsung pergi ke kamarnya tanpa mempedulikan hal ini, justru dirinya masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di rumah tua tersebut.

Karena hari sudah mulai gelap, Luna akhirnya memutuskan untuk mengecek apa yang terjadi di rumah tua itu besok.

***

Keesokan harinya, Luna berangkat ke sekolah seperti biasanya. Sesampainya di sekolah dirinya mengikuti pelajaran tanpa gangguan dari siapapun, hal ini membuatnya terkejut. Karena biasanya dirinya mendapat perundungan di sekolah.

Bahkan sampai pulang sekolah dirinya tidak menerima perundungan seperti biasanya. Meskipun ia merasa bersyukur karena tidak dirundung, dirinya justru merasa bahwa ini aneh. Saat dirinya berjalan menuju taman, Luna melihat para perundung yang biasa merundungnya sedang berjalan bersama murid baru.

Luna berfikir bahwa dirinya hanya beruntung hari ini karena para perundung itu sepertinya sedang mengajak murid baru untuk menjadi temanya. Namun, Luna tau bahwa para perundung itu hanya menjilat murid baru tersebut karena murid baru itu memiliki keluarga yang terkenal akan kekayaanya. Dirinya merasa kasihan pada murid baru itu karena para perundung hanya memanfaatkanya.

Sesampainya Luna di taman, dirinya duduk di sebuah ayunan sambil memainkan ponselnya. Ia masih berfikir apakah dirinya harus kembali ke rumah kosong yang penuh bom itu atau harus melupakanya.

Setelah memikirkanya, Luna akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah kosong sebelumnya. Ia berani kembali ke rumah kosong itu karena dirinya masih belum tau apakah bom yang berada di rumah kosong itu asli atau palsu.

****

Saat Luna sampai di rumah tua itu, dirinya melihat rumah itu tidak hancur karena getaran kemarin dan sempat berfikir bahwa bom di rumah kosong ini palsu. Namun, disaat Luna memasuki ruangan yang penuh bom itu. Dirinya melihat bahwa ada sebuah lorong di dekat lemari buku sebelumnya, ia terkejut dan langsung membuka kertas yang berisi denah sebelumnya.

Saat melihat kertas denah itu, Luna sangat bersemangat untuk menjelajahi lorong tersebut. Dengan penuh rasa semangat, Luna langsung masuk ke lorong gelap itu setelah menyalakan senter yang ia bawa. Dirinya tidak begitu takut karena ia sudah terbiasa dengan rasa kesendirian.

Luna menelusuri lorong gelap itu sambil melihat kertas denah yang ia pegang. Setelah cukup lama menelusuri lorong itu, ia menemukan beberapa ruangan seperti perpustakaan, ruang rapat, dan beberapa kamar. Dirinya terus menelusuri lorong tersebut dan sampailah di sebuah ruangan yang bertuliskan senjata di kertas denah itu.

Dirinya masuk ke ruangan itu dan menemukan banyak senjata api yang tersimpan di sana. Saat dirinya ingin mengambil sebuah senjata laras panjang, "Huuu mmm" ia terkejut karena senjata itu sangat berat. Sebesar apapun usahanya untuk mengangkat senjata itu, ia tidak mungkin bisa mengangkatnya.

Setelah Luna menyerah untuk mengangkat senjata laras panjang itu, dirinya memilih untuk mengeksplor ruangan yang penuh dengan senjata tersebut. Ia melihat berbagai macam senjata di ruangan tersebut, dan melihat sebuah pistol yang tampaknya bisa ia angkat.

*****

"Door"

Saat Luna mengangkat pistol itu, dirinya tidak sengaja menarik pelatuknya. Ia terjatuh setelah menembakan sebuah peluru dari pistol yang ia pegang. Luna sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, dirinya tidak pernah berfikir bahwa pistol yang kecil bisa membuatnya terpental cukup parah.

Setelah kejadian itu, Luna mengambil dua buah pistol dan beberapa peluru untuk di bawa pulang. Saat Luna membuka ponselnya, dirinya terkejut karena jam di ponselnya sudah terlihat 19.30. Meskipun masih ada beberapa ruangan yang belum ia jelajahi, Luna bergegas kembali untuk pulang ke rumahnya.

Dirinya tidak menyangka bahwa hari berlalu begitu cepat. Saat Luna keluar dari rumah tua itu, hari sudah cukup gelap. Ia bergegas pulang ke rumahnya dengan dua buah pistol yang tersimpan di tas sekolahnya. Sesampainya di rumah, Luna membuka pintu secara perlahan untuk memastikan bahwa tidak ada orang tuanya.

Karena ia merasa bahwa orang tuanya tidak ada, Luna masuk ke rumah dengan santai dan masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Setelah dirinya mandi dan mengganti pakaian, Luna mengambil beberapa makanan dari dapur dan membawanya ke kamarnya.

Karena besok adalah hari minggu, dirinya memutuskan untuk mempelajari senjata yang ia bawa sebelumnya. Sambil memakan makanan yang ia ambil, Luna membongkar salah satu pistol yang ia bawa.

Dengan bimbingan dari internet, dirinya mempelajari pistol itu semalaman.