Ipar perempuan itu, bermandikan sinar matahari pagi, membuat Yang Fan betul-betul terpesona.
Pada saat itu, tiba-tiba dia tidak tahu kata sifat apa yang harus digunakan untuk menggambarkan keindahan di hadapannya.
Dia hanya merasa rohnya bergoyang, seolah semua perhatian telah ditangkap oleh ipar perempuan itu, pikirannya saat ini penuh dengan bayangan dirinya.
Yang Fan, seperti orang tua yang goyah, secara tidak sadar mendekatkan kakinya dan memeluk pinggang ipar perempuan yang langsing dan lembut.
Pada saat itu, dia memeluk sesuatu yang indah yang menggugah hati paling dalam ke dalam pelukannya.
Ye Tong menoleh untuk melihat Yang Fan, sebuah senyum lembut dan hangat terapung di bibirnya, "Ada apa?"
"Hanya pelukan," gumam Yang Fan dengan pelan.
Pada saat itu, dia tiba-tiba merasa amat puas dengan hidup.