Yang Fan kembali ke kota, mendorong pintu Paviliun Bai Cao terbuka, meluncur ke halaman belakang, dan terbaring lurus di tempat tidur untuk menutup matanya.
Setiap gerakan begitu lancar seperti air mengalir melintasi awan.
Dia belum pernah begitu mendambakan tidur seperti saat ini.
Setelah melewati begitu banyak semalam, dan setelah begadang semalaman, bahkan energi yang bergelora dari pemuda seperti Yang Fan hampir tidak cukup untuk bertahan. Melakukan aktivitas itu sudah amat menguras staminanya, apalagi setelah begadang.
Mata yang terpejam hanya selama dua menit, ketika tiba-tiba dia teringat bahwa dia memiliki beberapa hal cukup penting di dalam toko. Dia berlari menuruni tangga, berdegup kencang, mengunci pintu toko dan baru kemudian dia bisa tertidur nyenyak.
Kali ini, dia bersiap untuk tidur tanpa batas sebelum mempertimbangkan hal lain.