Tuan Tua Lewis memperhatikan dengan senyuman lega saat Harapan Williams mengendalikan dirinya.
Joy Ward, yang telah kembali berenergi, merasa marah dan dendam. Ia segera berdiri dan menyerang Harapan Williams, berupaya mencakar wajahnya.
"Ah, Harapan Williams..."
Harapan Williams mengelak ke samping, cepat menghindari serangan itu, dan Joy Ward langsung ditenangkan oleh seorang pengawal, matanya yang berbisa menatap Harapan Williams dengan marah.
Joy Ward ditarik keluar, dan jeritan nyaringnya masih terdengar dari kejauhan.
Ekspresi Harapan Williams tampak acuh; kemarahan yang mencerminkan wajahnya kini telah kembali menjadi lembut pasif seperti biasa.
Tuan Tua Lewis mendesah, "Baiklah, semua masalah yang menyesakkan sudah selesai. Hope, luangkan waktu untuk makan malam bersamaku malam ini."
Harapan Williams tersenyum meminta maaf, "Maaf, Kakek, saya ada urusan hari ini, saya takut saya tidak bisa."