BAB 4 Khodam Pendamping Kanaya

Ditengah-tengah suasana canggung tersebut aku hanya mampu menatap tubuh Ratu Jin Penguasa seluruh Lautan di Indonesia yang saat ini sedang berlutut di hadapan ku.

"Ratu...." gumam ku pelan sambil menatap Ratu Kencana Wungu dan Patih Lodaya yang sedang berlutut di bawah ranjang ku dan tanpa kusadari saat ini aku sudah duduk bersila.

Dalam beberapa tarikan nafas berikutnya aku tidak sadar apa yang kulakukan dan aku tidak bisa mengingatnya. Sejauh yang aku ingat, aku masih di atas ranjang mewah ku dengan posisi duduk bersila, akan tetapi ketika aku menyadari dan mampu mengingat kembali, saat ini aku sudah berada di sebuah singgasana yang megah dan mewah dan di hadapan ku terdapat ribuan bala tentara jin dan para panglima perang anak buah Ratu Kencana Wungu, dan beberapa jin yang seperti rakyat jelata yang ada di sekitar istana kerajaan Ratu Kencana Wungu.

Mereka semua berseru sambil bersujud kearah ku, "kami dengar dan kami taat!"

Gila, itulah hal pertama yang terbayang di otak ku ketika aku aku melihat kejadian itu.

"Mengapa mereka semua bersujud kepada ku?, mengapa mereka semua mengatakan hal seperti itu kepada ku?" gumam ku di dalam Batin ku.

Aku menatap ribuan jin yang saat ini bersujud kepada ku, tubuh bergetar hebat ketika melihat ribuan jin yang ada di hadapan ku. ada rasa ketakutan dalam diri ku yang menyuruh ku berlari dan melompat dari singgasana yang sedang aku duduki. Karena aku melihat berbagai macam jin yang memiliki tubuh sangat aneh dan menurut ku sangat menyeramkan.

Aku melihat kebanyakan dari mereka memiliki tanduk di kepalanya, bahkan ratu kencana wungu juga memiliki tanduk di atas kepalanya. Aku bisa melihat sang ratu karena dialah yang berada paling dekat dengan posisi ku. ada juga jin di barisan ke dua puluh dari tempat Ratu Kencana Wungu bersujud, para Jin tersebut memiliki tubuh seperti binatang, dan semakin jauh kebelakang maka semakin menakutkan bentuk tubuh jin yang ku lihat.

Alam bawah sadar ku memang meminta ku beteriak histeris dan berlari keluar ruangan ini. Akan tetapi akan sehat ku mengatakan, saat ini aku berada ratusan kilo meter berada di bawah permukaan laut.

Seolah-olah ada yang berkata di dalam benak ku dan mengatakan kepada diriku, "kau mau lari kemana? Jika kau keluar dari ruangan ini tekanan laut akan meledakan tubuh mu! kuasai diri mu dan kendalikan ketakutan mu, mereka semua adalah Khodam (pelayan) mu!"

Aku mulai mengamati tubuh Ratu Kencana Wungu secara lebih teliti, aku menemukan bahwa tubuh Ratu Kencana Wungu sedang gemetar ketakutan. Aku berfikir dengan keras, sosok seperti apa yang mampu membuat sosok jin penguasa seluruh lautan di indonesia menjadi gemetar ketakutan seperti ini.

"suruh mereka bangkit dan berdiri!" aku seolah-olah mendengar suara bisikan gaib di kepala ku.

"hah?" teriak ku kencang dan terkejut sambil berdiri dari singasana yang kududuki.

Aku yang terkejut mencoba mencari dan melihat kesekeliling ku untuk mencari tahu siapa sosok lelaki yang tadi baru saja memberi petunjuk kepada ku.

Akan tetapi aku justru tidak melihat siapapun di ruangan yang megah dan mewah ini selain Ratu Kencana Wungu dan bala tentaranya yang sedang bersujud kepada ku. tubuh mereka semua semakin bergetar hebat setelah aku berdiri dan berteriak dengan sangat keras barusan.

Ratu Kencana Wungu dan bala tentaranya seolah-olah melihat ku bagaikan sosok yang lebih sakti dari mereka dan mampu membinasakan mereka semua dengan satu kali gerakan saja.

"KENAPA KAU BEGITU BODOH!" hardik suara misterius tersebut kepada ku dengan nada kesal dan dipenuhi emosi.

Aku kembali mencoba melihat sekeliling ku tapi aku tetap tidak menemukan apapun.

"Siapa kau? Dan kenapa aku harus percaya pada mu! dari suara mu, kau adalah laki-laki dan aku tidak mempercayai laki-laki selain ayah dan adik ku!" gumam ku sambil berteriak keras dan membentuk benteng pertahanan mental di dalam diri ku sendiri.

"Kanaya, kau dan aku memiliki garis darah yang sama. Kita berdua keturunan Gobang, bedanya kau mewarisi darah Gobang dari anak perempuan Gobang dan aku dari anak lelaki Gobang." Suara lelaki misterius tersebut terdengar mencoba mengendalikan amarahnya akan tetapi kini suaranya menggema di seluruh istana kerajaan laut milik Ratu Kencana Wungu.

Ratu Kencana Wungu dan bala tentaranya semakin gemetar ketakutan. Aku yang saat ini berada di dekat tubuh Ratu Kencana Wungu dapat melihat ketakutan yang terlihat sangat nyata dari gesture tubuhnya.

"Saat ini kau belum matang dan belum bisa melanjutkan tugas ku yang gagal membunuh satu iblis musuh leluhur kita. Ratu Kencana Wungu akan mendidik mu sampai kau matang dan memiliki kemampuan mendekati seperti apa yang ku miliki ketika aku masih hidup." Gumam suara lelaki misterius tersebut terdengar berwibawa dan seperti seseorang yang terburu-buru.

"...tapi....tapi kau siapa? Tanya ku dengan nada melunak, "dan apa hubungan ku dengan Gobang?"

"Aku Gunawan anak keturunan Gobang, majikan ke lima khodam tersakti di indonesia. waktu ku tak cukup untuk menjelaskan semuanya secara detail kepada mu Kanaya. Takdir kita terikat, aku sudah menyuruh Ratu Kencana Wungu untuk menjadi Khodam mu." Gunawan berkata kepada ku seperti sosok kakak lelaki yang sedang memarahi adik wanitanya yang sangat bebal.

"...selama kau mempersiapkan diri mu, kau bebas menentukan pilihan mu. untuk membunuh dan menghancurkan seluruh garis keturunan ketiga lelaki bangsat yang telah menyakiti mu atau mengampuni mereka. tapi ingat Kanaya semua perbuatan kita akan di hisab pada hari kiamat nanti." Gunawan berkata kepada ku dengan nada berat dan seolah memperingati ku.

"jadi aku bisa memanggil mu abang dan menganggap mu sebagai kakak lelaki ku?" gumam ku sambil tersenyum setelah mendapatkan gambaran atas situasi yang terjadi saat ini.

"terserah dirimu, jika ditarik secara silsilah kau seharusnya memanggil ku dengan sebutan kakek!" ucap Gunawan tertawa geli.

"...Aku sudah menyampaikan apa yang harus ku sampaikan kepada mu Kanaya. Sekarang aku harus pergi. Aku akan menemui mu lagi jika waktunya telah tiba. Ingat perkataan ku Kanya, semuanya akan dihisab pada hari kiamat nanti.Ratu Kencana Wungu adalah salah satu Khodam pendamping ku yang sangat tempramen jika majikannya dilukai atau dicelakai." Suara Gunawan terdengar berat dan dalam menggema di kepala ku.

"Selamat tinggal Kanaya dan silahkan lakukan apa yang menurut mu baik dan jangan lupa menyuruh Ratu Kencana Wungu dan para bala tentaranya untuk bangkit!" ucapan Gunawan menggema di seluruh ruangan istana, kemudian aku merasakan ada sesuatu yang menghilang dari dalam diri ku ketika menyampaikan salam perpisahannya.

Ada kesedihan yang membuncah di hati ku ketika mengetahui sosok seperti Gunawan tidak akan bertemu dan berkomunikasi lagi dengan ku dalam waktu yang lama. Aku termenung dan mematung berdiri di hadapan ribuan Jin yang berasal dari kedalam laut indonesia yang masih bersujud kepada ku dengan tubuh mereka yang masih gemetar ketakutan.

"apa yang harus ku lakukan sekarang?" ucap ku dengan sangat lirih di dalam batin ku sambil memandangi para jin yang masih bersujud kepada ku.