Suara lolongan anjing terdengar semakin memilukan dan hujan turun semakin lebat disertai angin kencang yang membawa hawa yang sangat dingin.
Tiba-tiba dibenak ku, aku mendengar suara lelaki yang memanggil nama ku, "KANAYA!"
Suara pria itu sangat parau dan berat. Ada perasaan aneh yang berkecamuk dibawah alam sadar ku ketika aku mendengar suara pria itu. Belum sempat aku sadar dari keterkejutan ku, tiba-tiba aku mendengar suara aneh lainnya akan tetapi suara ini sangat dekat dengan ku.
Duar...Duar!
Dalam beberapa tarikan nafas berikutnya, lampu yang berada di teras rumah ku dan di ruang tamu pecah seketika. Kemudian lampu penerangan jalan umum yang ada di depan rumah ku juga pecah dan mati.
"astagfirluloh!"
Teriak kami semua yang sedang berada di teras rumah ku ketika mendengarkan suara bohlam lampu yang pecah. Dalam satu tarikan nafas berikutnya seluruh lampu yang ada di desa ku padam semuanya sehingga tidak ada satupun cahaya yang menerangi kami di malam ini.
Kepekatan malam sungguh sangat membuat ku takut, karena hanya suara binatang malam dan lolongan anjing yang terdengar oleh ku. sedangkan di dalam kepekatan yang menyelimuti ku, aku hanya bisa melihat setengah meter kedepan. Lebih dari itu aku sama sekali tidak bisa melihat apapun.
Beruntung Patih Lodaya memancarkan cahaya keemasan dan Ratu Kencana Wungu memancarkan cahaya yang berwarna ungu sehingga aku masih bisa melihat sampai satu meter kedepan. Akan tetapi aku tidak lagi mendengar suara pandu, kedua orang tua ku dan juga teman-teman bapak ku.
"Tuan Putri kuatkan diri mu, selain dirimu, semua manusia yang ada di desa ini sudah di buat tertidur oleh entitas yang ingin menemui mu!" Ratu Kencana Wungu berkata dengan intonasi nada yang sangat serius dan berat.
Tidak ada senyuman yang biasanya menghiasi wajah Ratu Kencana Wungu ketika berbicara kepada ku. sikap tubuh Ratu Kencana Wungu berubah menjadi siaga dan bersiap bertempur dengan sosok entitas yang sedang mendekati ku.
Bahkan sikap Ratu Kencana Wungu masih sangat santai ketika Kamandanu datang, akan tetapi saat ini Ratu Kencana Wungu terlihat sangat serius dan terlihat jelas ke khawatiran di dalam dirinya.
Aku mendengar suara kepakan sayap yang mendekat kearah ku, dan lagi-lagi aku mendengar suara pria misterius yang bergema di kepala ku dan memanggil nama ku. semakin lama kepakan sayap itu terdengar semakin jelas ditelinga ku.
"ada apa ini sebenarnya Ratu?" tanya ku dengan nada gemetar yang ketakutan.
Belum sempat Ratu Kencana Wungu menjawab pertanyaan ku, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang memekakkan telinga.
Duar!
Ribuan harimau yang membentuk formasi pertahanan yang sangat megah dan gagah, seketika itu juga hancur berantakan. Seluruh Pasukan Harimau itu pingsan tidak sadarkan diri. Kedua pimpinan pasukan Harimau, yaitu Harimau Putih dan Hitam menjadi sangat geram dan keduannya langsung menggeram memamerkan gigi tajam mereka, sambil memandangi ke langit malam yang diselimuti kegelapan yang pekat.
"tenangkan diri kalian, entitas yang datang sangat berbahaya. Akan tetapi dia tidak membunuh pasukan kita, dia hanya membuat pasukan harimau pingsan!" seru Ratu Kencana Wungu memberikan perintah kepada dua harimau besar yang ada di depan Patih Lodaya.
Dari kejauhan aku melihat sebuah siluet berwarna hitam dan sepasang mata merah yang menyala terbang mendekat ke arah ku. Sosok itu tidak terbang sendirian, dikanan kirinya terdapat satu sosok yang mengikutinya.
Perlahan namun pasti ketiga sosok yang mengeluarkan aura menakutkan mulai nampak dan berhasil ku lihat dengan indera penglihatan ku. dengan tubuh gemetar ketakutan aku melihat satu sosok yang menyerupai pria dewasa yang mengenakan setelan pakain resmi moder yang semuanya berwarna hitam.
Wajah pria itu sangat rupawan dan akan membuat siapapun wanita yang melihatnya akan langsung jatuh cinta kepadanya. Wajah pria itu bagaikan patung dewa-dewa yunani yang sangat gagah dan tampan.
Ketika pria itu tersenyum aku melihat dua pasang gigi taringnya yang sangat tajam, menyeringai kepada ku. matanya yang berwarna merah menatap ku dan memberikan ancaman yang sangat nyata. Dibelakang punggungnya terdapat dua buah sayap hitam yang menyerupai sayap kalelawar.
Dikiri sosok pria tampan itu ada sesosok wanita yang cantik berwajah pucat. Disela-sela rambutnya yang berwarn hitam terdapat tanduk kecil yang muncul di kepalanya. Mata gadis itu berwarna hitam pekat dan gadis itu memiliki sayap hitam dibalik punggungnya.
Disebalah kanan pria tampan itu, terdapat sosok pria yang kekar dan berotot. Akan tetapi wajah pria itu lebih menyeramkan dari Kamandanu. Pria itu bewajah layaknya Kalelawar dengan hidung yang terlihat persis seperti hidung Kalelawar. Pria bewajah seram itu dari pinggang keatas berwujud seperti manusia akan tetapi dari pinggang kebawah tubuhnya persis seperti kalelawar.
"Lust! Sang Pangeran Kegelapan!" gumam Ratu Kencana Wungu sambil menatap sosok pria Rupawan yang memancarkan aura yang sangat menakutkan.
Pria yang dipanggil Lust menatap ku dari ujung kepala sampai ujung kaki, membuat tubuh ku tidak henti-hentinya gemetar ketakutan ketika pria itu menatap ku. kedua entitas lainya tersenyum mengejek kearah Patih Lodaya dan dua Harimau besar yang berada di depan ku.
"jadi ini manusia yang memiliki garis keturunan Gobang?" Lust berkata sambil menatap ku dan memegangi dagunya dengan tangan kanannya.
Lust memandangi ku seolah-olah dia menemukan harta karun yang selama ini dia cari.
"Jangan macam-macam kau iblis!" Suara Ratu Kencana Wungu terdengar sangat Parau dan penuh amarah.
Lust mengalihkan padangannya kepada Ratu Kencana Wungu sambil tersenyum simpul. Senyuman Lust sebenarnya tidak menakutkan, akan tetapi entah kenapa alam bawah sadar ku terus menerus mengirimkan sinyal bahaya kepada ku dan ingin rasanya aku berlari meninggal rumah ku. tapi aku harus berlari kemana untuk bersembunyi dari sang pangeran kegelapan.
Detak jantung semakin berdebar kencang ketika melihat lust dari jarak sedekat ini, nafas ku tercekat dan keringat mulai bercucuran dari dahi ku. Akan tetapi ada sesuatu didalam diriku yang berusaha keluar dan meminta ku mendekat kepada Lust.
"Kencana Wungu, sang Ratu jin penguasa seluruh lautan di indonesia. Sudah sangat lama kita tidak bertemu!" Lust membungkukan tubuhnya kepada Ratu Kencana Wungu memberikan hormat seperti para bangsawan dari eropa pada abad pertengahan.
"Jangan macam-macam dengan Tuan Putri Kanaya Lust! Ingat, Raja Gempar Bumi telah mengampuni mu dan membiarkan mu hidup!" Ancam Ratu Kencana Wungu sambil menatap tajam kearah Lust sang pangeran kegelapan.
"Oh yah?" Lust berkata sambil memasang wajah seperti orang yang lupa sesuatu hal yang sangat penting.
"Lancang sekali kau jin perempuan! Aku...." ucapan pria disebelah Lust langsung berhenti ketika Lust mengangkat tangan kanannya.
"maafkan kelancangan anak buah ku Kencana Wungu!" gumam Lust sang Pangeran Kegelapan sambil tersenyum kearah Ratu Kencana Wungu.
"aku datang kesini hanya untuk berkunjung dan melihat-lihat. aku sama sekali tidak memiliki maksud jahat kepada anak keturunan Gobang yang bernama Kanaya!" Lust tersenyum kepada Ratu Kencana Wungu kemudian mengalihkan pandangannya kepada ku sambil menjilati bibirnya.
Ketika lidah Lust terlihat oleh ku, aku melihat lidahnya seperti lidah ular dan berwarna hitam pekat. Lust dan dua pengikutnya terbang diudara dan hanya berjarak sekitar lima meter dari tempat ku berdiri saat ini.
"Apa mau Lust?" bentak Ratu Kencana Wungu dengan wajah yang penuh amarah sambil menatap Lust.
Lust menggelengkan kepalanya dan wajahnya terlihat muram, "beginikah cara jin penguasa lautan di indonesia memperlakukan mantan sekutunya yang membantu Raja Gempar Bumi berperang dengan iblis Yakjud dan Makjud?" gumam Lust lirih sambil menatap Ratu Kencana Wungu.
"cih, kau tidak mungkin bergerak jika tidak mendapatkan keuntungan! Jadi katakan kepada ku, apa mau mu?" Ratu Kencana Wungu berseru lantang sambil mengepalkan tangannya dan menatap Lust sang Pangeran Kegelapan.
Lust kemudian tersenyum sambil menatap ku, "bukankah sudah ku katakan kedatangan ku kesini untuk bertemu Kanaya yang memiliki garis darah dari Gobang!"
Semakin lama diriku memandangi Lust, tubuh ku semakin gemetar tak terkendali. Aku secara reflek langsung menggenggam tangan Ratu Kecana Wungu. Lust langsung tersenyum mengejek ketika dia melihat hal itu.
"Jangan bermimpi! Aku tidak akan membiarkan mu berbicara dengan Tuan Putri Kanaya!" bentak Ratu Kencana Wungu.
"Kanaya, sepertinya kita berdua harus berbicara dari hati ke hati dan tanpa gangguan!" gumam Lust sambil memandangi ku dengan mata merahnya.