*Alam Mimpi Kanaya
"Dimana aku berada? Bukankah tadi aku sedang tertidur di kamar ku?" aku bergumam sambil melihat sekeliling tempat ku berdiri.
Karena tidak hati-hati dalam berjalan, aku tersandung sesuatu dan membuat tubuh ku terhuyung kedepan. Ketika aku melihat kedepan aku melihat sebuah tembok dan aku berfikir aku pasti akan menabrak tembok tersebut.
Aku langsung memejamkan mata ku karena takut ketika jarak kepala dan tembok semakin dekat. Namun rasa sakit yang aku tunggu tidak kunjung datang. Kemudian aku membuka mata ku secara perlahan, aku menemukan setengah badan ku berada di sebuah kamar seorang Gadis, sedangkan dari pinggang kebawah tubuh ku masih berada di ruang tadi aku berdiri.
"Ayu?" gumam ku sambil tersenyum ke arah Gadis tersebut, kemudian aku mendekatinya dan anehnya Ayu seolah tidak menyadari keberadaan ku.
Aku melihat Ayu sedang asik chatan dengan pacarnya lewat sebuah aplikasi chat, terkadang Aku melihat gadis itu tersenyum sendiri ketika membalas chat. Aku melirik kearah jam dinding kamar yang ada di sudut ruangan, dan jam menunjukan jam 12 malam. Akan tetapi kedua remaja yang baru berusia 19 tahun itu terlihat sangat di mabuk cinta.
Ayu adalah seorang gadis satu yang tinggal didesa yang sama dengan ku dan dia baru lulus Sekolah Menengah Atas tahun lalu. Rumah Ayu bersebelahan dengan rumah Pak Kasman. Disaat Ayu sedang asik membalas chat tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.
Krieet!
Aku berjengit kaget ketika mendengar suara pintu dibuka dan jantung ku berdegup kencang.
"ada maling!" seru kepada Ayu, namun lagi-lagi Ayu tidak merespon perkataan ku seolah-olah aku tidak pernah ada didekatnya.
"Sayang sebentar ya, aku mau check pintu. Sepertinya pintu rumah belum di kunci!" ayu memberitahukan kekasihnya via chat.
"Ok sayang, kabarin klo ada apa-apa!" balas pria yang menjadi pacarnya Ayu.
Ayu berjalan santai menuju pintu rumahnya, ketika Ayu keluar dari kamarnya dan baru menginjakan kakinya selangkah di ruang tamu.
Aku melihat Ayu seperti mencium sesuatu bau yang sangat menyengat dan mengganggu indera penciumannya, Ayu langsung menutup hidungnya sambil mengibaskan tangannya di depan wajahnya.
"huek, bau apa ini? Kok asem banget baunya!" Keluh Ayu sambil memandangi sekitar ruang tamunya yang sudah gelap.
Ayu berusaha mengabaikan bau asem yang baru kali ini dia cium dari rumahnya, meskipun Ayu sangat ini muntah akan tetapi dia mencoba menahannya. Sesampainya Ayu di pintu rumahnya, dia segera mengechek pintu rumahnya dan aku mengikutinya.
"loh Pintunya masih terkunci, lantas tadi suara pintu terbuka dari mana asalanya?" batin Ayu kebingungan.
Karena Ayu males berdebat dengan logikanya sendiri, dia memutuskan untuk kembali kekamarnya. Ketika Ayu berjalan menuju kamarnya, aku tidak lagi melihat Ayu mencium bau asem yang menyengat seperti tadi ketika dia keluar dari kamarnya dan Ayu sudah tidak menutup hidunganya dengan tangannya atau mengibaskan tangan di depan hidungnya.
Akan tetapi sebagai gantinya, aku melihat Ayu merasakan merinding dan seolah-olah seperti sedang diawasi oleh sesuatu yang tak kasat mata. Ayu segera memegangi leher belakangnya sambil melangkahkan kaki masuk kembali kekamarnya.
Aku yang melihat hal itu mengerutkan dahi ku dan ikut mencari entitas gaib yang mungkin ada disekitar sini. Akan tetapi aku tidak menemukan apapun disekitar ruang tamu.
Ketika Ayu melihat Handphone miliknya, dia melihat banyak sekali pesan di handphonenya dari pacarnya. Ketika Ayu memperhatikan jam pengiriman chat dari pacarnya, mata Ayu langsung membola dan dia segera melhat jam yang ada di handphone miliknya.
"jam satu malam? Bagaimana mungkin aku berjalan satu jam?" ucap Ayu lirih dan wajahnya terlihat amat sangat kebingungan.
Ayu!
Terdengar sebuah suara parau seorang pria dewasa yang bergema di kamar Ayu. Ayu yang kaget segera mencoba mencari sosok keberadaan pria tersebut dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Karena saat ini Ayu hanya menggunakan celana hot span dan tank top. Sehingga setiap lekukan tubuh dan asetnya dapat terlihat dan terpampang dengan jelas.
Aku juga ikut mencari keberadaan entitas yang memanggil nama ayu tersebut, akan tetapi anehnya aku sama sekali tidak merasakan takut seperti Ayu.
"Siapa?" ucap Ayu dengan nada bergetar ketakutan sambil mengedarkan padangannya.
Setelah dia mencoba mencari keberadaan seseorang yang ada di dalam kamarnya, Ayu sama sekali tidak melihat seorangpun berada di sana. Ayu yang ketakutanpun segera mengirimkan sebuah chat kepada pacarnya.
"sayang bangun! Aku takut! Sepertinya ada seseorang yang memperhatikan ku dikamar." Ayu mengirimkan pesan kepada pacarnya.
Ayu kemudian secara tiba-tiba merasakan hawa dingin menyelimuti kamarnya, dari gesture tubuh Ayu aku melihat Ayu sangat tidak nyaman dan merasa terganggu. Aku mencoba mengedarkan pandangan ku kesekeliling kamar Ayu.
Bahkan aku sempat menembus tembok kamar Ayu untuk melihat apakah entitas gaib yang mengganggu Ayu berasal dari luar rumahnya. Karena kamar Ayu berbatasan langsung dengan kebun bambu dan konon katanya kebun bambu itu cukup angker dan dihuni oleh entitas gaib.
"Aneh, aku tidak melihat dan merasakan ada entitas gaib di kebun bambu!" gumam ku sambil mengelus dagu ku, kemudian aku memutuskan untuk kembali menembus tembok dan masuk kekamar Ayu.
Ketika aku berada di kamar Ayu, aku melihat Ayu sedang mencoba tidur. Akan tetapi dilantai samping tempat tidurnya, aku melihat sebuah benda cair yang kental seperti sebuah saliva.
"Air liur?" gumam ku ketika melihat kebawah, kemudian aku mulai berfikir dengan keras darimana asalanya air liur tersebut.
Kemudian aku melihat saliva menetes dari atas dan kembali menggenang di lantai dekat tempat tidur Ayu. Lalu dalam beberapa tarikan Nafas berikutnya, sesosok makhluk bertubuh hitam dan menggunak sesuatu untuk menutupi kepalanya terlihat turun dari atas.
Secara reflek aku melangkah mundur ketika makhluk itu turun dari atas platfon kamar Ayu dan aku langsung mencium bau asem yang menyeruak ketika melihat Makhluk tersebut.
Aku melihat makhluk itu menjilati bibirnya sambil memandangi kemolekan tubuh Ayu yang sangat sintal.
"Dasar Mesum!" entah kenapa aku tidak takut ketika melihat makhluk itu, justru aku menjadi emosi dan kasihan dengan Ayu.
Aku segera maju dan mengendap-endan dari belakang kemudian aku memukul kepala makhluk itu dengan kepalan tangan ku.
Wush!
Pukulan ku, secara harfiah menembus dan melewati kepala makhluk tersebut. aku yang terkejut segera memandangi tangannya dan aku aku melihat bahwa saat ini tangan dan tubuh ku terbuat dari orb (asap Putih).
"apa-apaan ini!" gumam ku panik.
Tiba-tiba aku mendengar Makhluk itu terkekeh seperti orang gila.
"wanita ini sepertinya belum dijamah..." ucap Makhluk tersebut sambil kembali menjilati bibirnya dengan lidahnya.
Terlihat jelas wajah Makhluk itu dipenuhi bulu-bulu hitam yang mengaburkan bentuk wajahnya. Aku hanya bisa melihat matanya yang normal seperti mata manusia dan bibirnya. Sedangkan hidung dan telinganya serta bagian lain yang ada diwajah makhluk itu tidak bisa aku lihat karena ditutupi bulu-bulu berwarna hitam.
"ini adalah korban ke lima ku!" Makhluk itu menyeringai sambil memandangi kemolekan tubuh Ayu, "aku harus mencari 15 gadis yang masih perawan dan merenggut keperawanannya untuk menyempurnakan ilmu ku!"
Aku melihat makhluk itu mengarahkan kedua tangannya kebagian pinggan seperti ingin menanggalkan sesuatu.
Aku menurunkan arah pandangan ku dan aku melihat makhluk mesum tersebut hanya menggunakan sebuah kolor berwarna hijau.
"Kolor Ijo!" seru lantang kemudian aku berusaha mengambil benda disekitar ku untuk aku pukul kearah kolor ijo.
Akan tetapi lagi-lagi aku tidak bisa memegang apapun dalam kondisi saat ini. Ditengah-tengah rasa frustasi ku aku kembali memandangi Makluk mesum yang bernama kolor ijo tersebut.
Saat ini aku melihat Makhluk itu sedang menanggalkan hot span yang ayu kenakan, sedangkan pakaian atas yang ayu kenakan sudah di tanggalkan terlebih dahulu oleh kolor ijo.
Ayu kemudian terbangun dari tidurnya dan membuka matanya. Ayu langsung berteriak dengan sangat kencang ketika dia menyadari niat mesum dari kolor ijo.
"Tolooooonggg!" pekik Ayu ketakutan.
Anehnya keluarga Ayu yang tinggal satu rumah dengan Ayu tidak ada yang mendengar teriakan Ayu walaupun Ayu sudah berteriak lebih dari lima kali. Aku melihat tubuh Ayu seolah-olah menjadi kaku dan tidak bisa digerakan.
Ayu hanya mampu berteriak dan menjerit minta tolong sambil menangis, akan tetapi kolor ijo sama sekali tidak tersentuh dengan tangisan Ayu. Justru dia terlihat semakin bergaira untuk memperkosa Ayu.
Aku langsung berteriak histeris dan melangkah maju untuk membantu Ayu, akan tetapi sedetik kemudian aku terbangun dari tidur ku dengan tubuh yang bersimbah peluh. Saat aku mengedarkan padangan aku melihat aku sedang berada di dalam kamar ku.
"Ayuuuu!" gumam ku lirih.