"Aria?!?"
Suara tajam dan tak percaya itu membuat jantung Aria terjun bebas.
Duduk di pinggir tempat tidur, terbelit di seprei sutra yang mahal, tidak lain adalah Selene Valtoria—teman sekamar di akademi yang sombong, manja, dan tak tertahankan itu.
Oh. Saya. Tuhan.
Orang yang baru saja… berhubungan seks dengan… adalah Selene?!
Pikirannya melayang.
Aria merasakan seluruh tubuhnya menjadi kaku. Dari semua orang… mengapa harus dia?!
Pandangannya beralih ke samping, di mana Darius duduk, kemejanya tergantung longgar dari tubuhnya yang berotot, ekspresinya tidak terbaca—kecuali kesenangan berbahaya yang menari di matanya yang keemasan.
Selene mengenal Darius?
Sebuah realizasi menyambar dirinya seperti halilintar.
Alasan Darius memerhatikan Selene hari itu… cara Selene menghilang semalam hanya untuk muncul kembali di sini, di tempat tidurnya…
Mereka terlibat.
Oh, sial.
Aria memaksakan senyum kaku, hampir menyakitkan, otaknya mencari-cari respons. "Selene…"