Kael berdiri di tepi jurang yang menghadap ke medan perang yang luas. Angin malam berhembus, membawa aroma tanah basah dan debu dari pertempuran yang baru saja terjadi. Di kejauhan, lampu-lampu kota mulai redup, seolah tak mampu menandingi kegemparan yang terjadi di dunia luar. Kael menarik napas dalam-dalam, merasakan aliran kekuatan yang semakin stabil dalam dirinya.
"Begitu cepatnya semuanya berubah," gumamnya pelan.
Di sisinya, Eldoria diam-diam mengamati dengan tatapan yang penuh makna. Mereka telah melewati banyak hal bersama, namun hari ini, sesaat sebelum pertempuran berikutnya dimulai, Kael merasakan perubahan dalam dirinya. Seiring dengan pemahamannya tentang hukum dunia, kekuatan yang sebelumnya hanya dapat dia bayangkan kini terasa semakin nyata. Namun, kekuatan itu membawa tanggung jawab yang berat.
Eldoria menghampiri Kael, langkahnya tenang namun penuh wibawa. "Kael, kau merasa apa tentang kekuatan yang baru saja kau dapatkan?"
Kael mengalihkan pandangannya kepada Eldoria, matanya menunjukkan perenungan yang dalam. "Aku merasa… aku semakin dekat dengan tujuan. Namun, setiap langkah yang aku ambil, semakin banyak hal yang harus dipertimbangkan. Setiap hukum yang aku pahami membuka lebih banyak pintu—tapi juga lebih banyak jebakan."
Eldoria menatap Kael dengan perhatian yang mendalam. "Kekuatan bukan hanya tentang menguasai dunia ini, Kael. Itu adalah perjalanan untuk memahami dirimu sendiri. Jangan lupa, meskipun kau memiliki kekuatan untuk mengubah segalanya, ada sesuatu yang lebih penting yang harus kau jaga."
Kael terdiam. Kata-kata Eldoria menggema dalam benaknya. Meskipun dia memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengubah hukum dunia, dia tahu bahwa seiring dengan kekuatan itu, ada batasan yang harus dia pahami. Ia tidak bisa begitu saja mengubah dunia tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
"Jika aku harus memilih antara mengubah dunia atau melindungi apa yang paling berharga bagiku, aku akan memilih untuk melindunginya," jawab Kael akhirnya, suaranya mantap.
Eldoria tersenyum, meski senyum itu menyimpan makna yang berat. "Kael, itu adalah pilihan yang bijaksana. Namun, pilihan itu tak selalu mudah."
Di saat itu, suara gaduh mulai terdengar dari arah perkemahan. Tentara dan pasukan yang telah lama bersiap kini mulai bergerak, dan Kael tahu bahwa ini adalah saatnya. Pemberontakan yang telah lama direncanakan kini berada di ambang kehancuran. Namun, dia tidak hanya bertarung untuk kemenangan semata. Dia bertarung untuk sesuatu yang lebih besar: untuk menjaga keseimbangan yang telah dia temukan dalam dirinya.
"Saatnya tiba," kata Kael, menatap langit yang gelap, di mana bintang-bintang tampak seperti titik-titik kecil yang jauh. "Aku harus memimpin mereka."
Dengan satu gerakan, dia mengaktifkan kekuatan yang telah dia pahami dan menyelaraskan hukum realitas dengan kehendaknya. Di sekelilingnya, dunia tampak bergetar sejenak, menunjukkan kekuatan yang luar biasa.
Eldoria berdiri di sampingnya, siap untuk mengikuti langkah Kael, namun tidak bisa menghindari rasa khawatir yang tumbuh di dalam dirinya. "Hati-hati, Kael. Kekuasaan ini—jangan sampai melupakan siapa diri kita sebenarnya."
Kael mengangguk, namun tatapannya penuh tekad. "Aku tidak akan melupakan itu, Eldoria. Tapi aku tidak bisa mundur sekarang."
Dengan langkah pasti, Kael memimpin pasukannya menuju medan perang, sementara Eldoria tetap berada di sisinya, siap untuk mendukungnya dengan segala kemampuannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Kael tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Setiap keputusan yang diambil akan mengubah takdir mereka, dan mungkin dunia itu sendiri.