Angin malam yang dingin bertiup kencang di sekitar medan pertempuran, namun di dalam hati Kael, ada bara api yang tidak pernah padam. Di depannya berdiri beberapa sosok yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanannya menuju kekuasaan. Mereka adalah teman-teman, sekutu, dan bahkan beberapa yang pernah menjadi musuh. Mereka semua kini berdiri di sampingnya, menghadap ancaman yang semakin mendekat.
"Kael," suara Eldoria terdengar tegas di belakangnya. "Ini saatnya untuk menunjukkan kekuatanmu yang sebenarnya. Dunia ini membutuhkanmu."
Kael memandang ke arah Eldoria. Dalam sekejap, dia merasakan kekuatan dari wanita yang selama ini selalu mendukungnya, meskipun perjalanan mereka penuh dengan kesulitan. "Aku tahu. Tapi kita bukan hanya bertarung untuk kita sendiri. Kita bertarung untuk semua ras yang terperangkap dalam perang ini."
Di samping Kael, berdiri seorang pria bertubuh besar dengan kulit berkilau seperti batu berapi. Itu adalah Vor, pemimpin dari ras Morthari, yang sejak pertempuran pertama kali telah bergabung dengan Kael. Kekuatan fisiknya luar biasa, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang membuat Kael menghormatinya: kesetiaan.
"Jika ada yang menghalangi kita, Kael, aku akan membakar mereka habis," kata Vor, tangannya mengeluarkan api yang memancar dengan panas luar biasa.
Tak jauh dari mereka, terlihat Zarya, seorang perempuan dari ras Elydrin. Meskipun tubuhnya hampir transparan, namun kekuatannya tak bisa dianggap sepele. Zarya adalah penjaga pengetahuan, dan dari dia, Kael belajar banyak tentang hukum dunia ini. Dengan sentuhan tangannya, dia bisa memanipulasi waktu dan ruang, meskipun dengan batasan tertentu. Zarya memandang Kael dengan mata yang penuh harapan. "Kekuatanmu akan mengubah dunia ini. Tapi ingat, perubahan itu tidak datang tanpa pengorbanan."
Sementara itu, di antara mereka juga terdapat seorang pemuda muda yang berasal dari ras Varrani, naga kecil yang sangat lincah dan cekatan. Namanya Sylen, dan meskipun usianya masih muda, kecerdasannya dalam merancang strategi sudah diakui oleh Kael. "Kita harus bergerak cepat, Kael. Setiap detik adalah kesempatan yang hilang. Mereka semakin mendekat."
Kael mengangguk, merasakan beban tanggung jawab yang semakin besar. Setiap ras yang berdiri di sisinya adalah bagian penting dari takdir yang lebih besar. Namun, di dunia yang penuh intrik dan pengkhianatan ini, dia tahu bahwa tidak ada yang bisa sepenuhnya dipercaya, bahkan sekutu-sekutunya.
Pada saat itu, sebuah gelombang energi datang dari jauh, mengguncang tanah dan mengarah langsung pada mereka. Itu adalah kekuatan dari organisasi The Shattered Order, yang telah lama bersembunyi di balik bayang-bayang. Mereka adalah musuh yang tak pernah Kael duga akan muncul di hadapannya.
"Kael, mereka datang," kata Zarya, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang jarang terlihat.
"Persiapkan diri kalian," perintah Kael dengan suara yang penuh kekuatan. "Kita akan menghadapinya bersama."
Namun, di balik barisan musuh, ada sosok yang membuat Kael terkejut. Itu adalah seorang pria dari ras yang selama ini tidak pernah ia duga akan berkhianat—Grathor, seorang pemimpin ras Drakhar yang telah bergabung dalam aliansi mereka sejak awal. Matanya yang penuh dengan amarah menatap Kael dengan intens.
"Kau pikir kau bisa mengubah dunia ini dengan cara seperti itu?" suara Grathor menggelegar, penuh kebencian. "Kekuatanmu adalah ancaman bagi kami semua."
Kael merasakan api kemarahan membakar di dalam dirinya. Grathor adalah salah satu pemimpin yang telah bersumpah untuk mendukung Kael dalam perjalanan ini, tetapi sekarang dia berdiri di sisi musuh, membawa pasukan Drakhar bersamanya. "Kau memilih jalan yang salah, Grathor. Dunia ini akan berubah, dan aku tidak akan membiarkan pengkhianatan menghalangi kita."
"Jangan berpikir bahwa kau bisa mengalahkan kami, Kael. Kami adalah bagian dari tatanan ini, dan tatanan itu akan dihancurkan jika kau terus melangkah di jalur ini," Grathor berkata dengan penuh kebencian. "Dunia ini tidak akan pernah berada di bawah penguasaanmu."
Kael mengalihkan pandangannya ke arah teman-temannya. "Kita harus mengalahkan mereka sekarang juga. Setiap detik yang kita tunda, mereka akan semakin kuat."
Dengan cepat, pertarungan dimulai. Zarya melontarkan energi dari tangannya, menciptakan ilusi ruang yang membingungkan musuh. Vor maju dengan langkah besar, mengayunkan tangan yang mengeluarkan api panas yang membakar segala sesuatu di sekitarnya. Sylen terbang di udara, dengan sayapnya menciptakan angin tajam yang memotong musuh-musuh yang mencoba mendekat.
Namun, dalam kekacauan ini, Kael tetap fokus pada satu hal: mendapatkan kekuasaan yang lebih besar. Untuk melindungi dunia yang ingin ia ubah, dia harus terus berkembang dan menguasai hukum dunia ini lebih dalam lagi. Ras-ras yang bertempur di sekelilingnya hanyalah sebagian dari tantangan besar yang akan datang.
Di tengah pertempuran itu, Kael merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya, seolah-olah dunia ini mulai tunduk pada kehendaknya. Satu persatu, para pengikutnya mulai bangkit dan bergabung dalam perjuangan, menunjukkan kekuatan dan kesetiaan mereka.
Kael tidak lagi hanya bertarung untuk dirinya sendiri, tetapi untuk setiap ras yang tertindas, dan untuk menciptakan dunia di mana setiap ras bisa hidup dengan kebebasan dan kehormatan. Namun, di balik aliansi yang terjalin, Kael tahu bahwa pengkhianatan selalu mungkin terjadi, dan dunia yang ia cita-citakan mungkin tidak akan pernah mudah untuk dicapai.
Tetapi, Kael telah memutuskan. Ia akan menjadi Penguasa, dan dunia ini akan tunduk pada hukum yang ia buat.