Bab 239 - Menjinakkan Kesimpulan

Cahaya merayap perlahan melalui kelopak mata Ren, sebuah invasi keputih-putihan lembut yang perlahan menariknya dari jurang tidur tanpa mimpi yang dalam.

Ren membuka matanya, berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya dengan kecerahan yang ada. Sebuah kanvas putih membentang di atasnya: kain dalam dari langit-langit tenda, diterangi oleh cahaya pagi yang berhasil menembus pintu kain yang sebagian terbuka.

Jamur-jamur di rambutnya berdenyut lembut, seolah menyapa hari baru. Dia merasa anehnya diperbarui, seolah-olah telah tidur selama berminggu-minggu daripada berjam-jam. Tubuhnya, yang dia ingat hampir runtuh setelah pertarungan dengan kekejian, kini tampak penuh dengan energi, setiap otot rileks, setiap saraf dalam kedamaian.

Rasa sakit sisa yang dia harapkan secara mencolok tidak ada.