Begitu kata-kata itu keluar dari bibir Selina, seluruh ruangan jatuh dalam keheningan yang mematikan.
Wajah Amelia memerah, kemudian berubah pucat pasi, ketakutannya menyebar seperti api liar ke seluruh tubuhnya.
Sepertinya dia harus menggunakan setiap ons kemauannya hanya untuk menjaga ekspresinya tetap tenang.
"Selina, berhenti mengoceh yang tidak masuk akal!" Dia memaksakan tawa sebelum berbalik ke Logan, "Dia hanya mencoba memecah belah kita! Dan kau hanya akan berdiri di sana dan membiarkannya?"
Tapi tatapan Logan sepenuhnya tak terbaca.
"Sebenarnya," katanya, nada suaranya ringan, namun tegas, "Saya pikir Selina ada benarnya."
Amelia secara naluriah meninggikan suaranya, mencoba menutupi paniknya.
"Saya lebih menyukai Owen karena saya melihatnya tumbuh dewasa! Seseorang tidak terbuat dari batu—perasaan berkembang seiring waktu. Logan, pasti kamu mengerti itu?"
Mata Selina berkilat dengan ejekan.