Sebuah Kehidupan Tertukar di Lahir

Selina berbicara pelan, "Tentu saja. Aku begitu sedih hingga menangis."

Logan memandangnya dengan malas, samar-samar terlihat kesenangan di matanya. "Jika kamu sangat sedih, kenapa tidak ada setetes air mata pun?"

Ekspresi Selina membeku sesaat. Setelah lama berdiam, dia dengan santai menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. "Tuan Reid, belum pernahkah Anda mendengar? Ketika kesedihan mencapai titik tertentu, Anda tidak bisa lagi menangis."

Pria itu tertawa pelan, matanya menunduk dengan malas. "Cederanya di dada saya, Nyonya Reid. Coba jangan sampai membocorkannya."

Selina tiba-tiba sadar dia sedang berbaring di dadanya. "…"

Dia buru-buru bangun dan mundur setapak. "Jangan khawatir, saya profesional dalam berakting."

Di saat itu, langkah kaki yang marah terdengar dari luar pintu.