MENCURI

Terdengar suara ayam sedang bernyanyi membangunkan matahari dari tidurnya, pagi ini aku terbangun tanpa aku sadari semalam aku tertidur berpelukan dengan bayi yang aku ambil setelah peperangan melawan geng bar-bar, bayi tersebut adalah anak dari rival ku yaitu Daniel, karena aku tak sanggup untuk membunuh bayi tersebut dan pikiran ini di bayang-bayangi oleh wajah bayi itu, hingga akhirnya aku memutuskan untuk membawa bayi dari salah satu rival ku.

saat aku beranjak dari ranjang tempat tidur, bayi itu pun menangis seolah-olah dia tidak ingin ditinggalkan oleh diriku, aku pun menggendong bayi itu tetapi dia masih menangis membaut ku sedikit kebingungan "berteriak" Rara mendengar terikan itu Rara langsung menghampri.

Rara : Ada apa tuan? astaga "terkejut" bayi siapa lagi tuan.

Anggoro : Apanya yang bayi siapa lagi, emang saya pernah membawa bayi kesini?

Rara : Maaf tuan maksud saya itu bayi siapa?

Anggoro : Sudah jangan banyak tanya kamu, kamu urus bayi ini agar dia tidak menangis.

Rara : Baik tuan.

Setelah aku keluar dari kamar dan bayi tersebut aku serahkan kepada Rara aku menuju ruang televisi, "mengambil remote televisi" aku sangat terkejut seluruh stasiun televisi memberitakan semua tentang diri ku terkait penyerangan terhadap geng bar-bar semalam, kring... kring... "suara telepon dari ponsel" ternyata itu telepon dari Albert.

Albert : Halo bos, sudah melihat berita hari ini?

Anggoro : Ya, aku sudah melihatnya.

Albert : Apa yang harus kita lakukan saat ini bos ?

Anggoro : Tidak usah dipikirkan Albert "sambil memotong buah aple".

Albert : Kami takut kalau bos balik lagi masuk ke penjara bawah tanah itu.

Anggoro : Tambahkan anggota geng kita untuk berjaga di rumah ku, jadi saat polisi tiba kita akan memeranginya.

Albert : Baik bos.

Anggoro : Tugaskan anak yang baru kita rekrut itu si Baret untuk berjaga di atas rumah ku untuk sniper pengganti Musa.

Tut... Tut... Tut... "suara telepon di tutup"

Albert : "Menghubungi Baret".

Baret : Ada apa Albert? pagi-pagi sudah menghubungi?

Albert : Kamu dapet tugas dari bos Anggoro.

Baret : "panik langsung beranjak dari tempat tidur" Tugas apa Albert yang diberikan untuk ku?

Albert : Kamu di diminta untuk berjaga dari atas rumah bos Anggoro.

Baret : Baik saya akan segera kesana.

Tak lama dari Albert menghubungi Baret, Baret pun tiba di rumah Anggoro dan di susul beberapa anggota yang lainya.

Baret : Ada apa bos? tadi Albert menelpon ku dan bos meminta ku berjaga disini.

Anggoro : Kamu sudah lihat pemberitaan semua di setasiun televisi hari ini? "berbicara dengan kaki di atas meja".

Baret : Iya bos sebelum aku jalan kesini tadi aku melihat sebentar.

Anggoro : Ya kamu berjaga dari atas rumah ku, bila nanti ada yang menyerang kamu tembak mereka semua.

Aku pun membawa Baret ke bagian atas rumah ku.

Anggoro : Disini lah kamu akan berjaga.

Baret : Siap bos.

Anggoro : Nanti kamu akan di temani oleh Musa untuk berjaga disini.

Baret : Baik bos.

Anggoro : Hari ini juga aku akan mengunjungi Farhat, dia memiliki pabrik senjata aku juga sudah memesan salah satu mesin penembak denganya.

Owee... Owee... "Suara bayi menangis".

Baret : Bos, maaf aku mendengar suara bayi, apakah disini ada bayi ?

Anggoro : Kamu tidak usah pikirkan dengan hal itu.

Setelah aku menjelaskan kepada Baret yang baru masuk kedalam anggota geng gagak, aku pun pergi mengunjungi ke pabrik senjata milik Farhat dan di kawal dengan beberapa anak buah ku untuk berjaga-jaga bila ada serangan, kini setatus ku menjadi buron dan dikalangan geng lainya juga banyak yang mengincar ku karena saat aku menyingkirkan geng blue dan geng bar-bar, geng gagak sekarang kini menduduki daerah kekuasaan pasar gelap yang cukup luas, mereka menganggap geng gagak menjadi ancaman terbesar dari kalangan beberapa geng yang bergerak bisnis di bidang yang sama.

Saat aku tiba di tempat Farhat, dia menyambut ku dengan suka cita dan membawa ku untuk melihat-lihat beberapa mesin penembak yang nantinya ingin aku beli untuk persenjataan geng gagak.

Farhat : Selamat datang Anggoro, sepertinya kamu cukup terkenal hari ini.

Anggoro : "Hanya tertawa tipis".

Farhat : Mari.. Mari.. Silahkan kita melihat-lihat.

"Berjalan melihat beberapa koleksi senjata milik Farhat".

Farhat : "melepas kain yang menutupi" Ini lah dia Anggoro salah satu prodak kita yang terbaru kuat dan canggih.

Anggoro : Apa bisa senjata ini melepaskan ratusan peluru dengan cepat?

Farhat : Ha ha ha tentu saja sangat bisa, kelebihan senjata ini memang seperti itu, melesatkan ratusan peluru dengan cepat.

Anggoro : Berikan saya yang terbaik "membakar rokok".

Farhat : Ha ha ha sudah pasti kami akan memberikan yang terbaik untuk pemimpin geng paling hebat saat ini, mari Anggoro kita berbincang-bincang di dalam ruang kerja ku sebentar.

Farhat mengajak ku kedalam ruangan kerja miliknya itu, setelah asik berbincang-bincang dengan Farhat aku langsung melesatkan senjata ku ke arah dahi Farhat sehingga peluru dengan cepat menembus kepala bagian belakang Farhat, seketika Farhat pun tewas di tempat , krek "suara pintu terbuka" saat aku keluar dari ruangan Farhat sudah banyak mayat yang tergeletak dimana-mana, ternyata anggota geng ku sudah menghabisi seluruh pekerja dan orang-orang Farhat hal ini sudah aku rencanakan sebelum pergi ke pabrik persenjataan milik Farhat, agar aku bisa mengambil seluruh senjata yang ada di dalam pabrik itu.

Setelah mengambil semua persenjataan milik Farhat, kami pun pergi meninggalkan pabrik persenjataan milik Farhat dan membakarnya untuk menghilangkan jejak, seolah-olah pabrik itu terbakar dan seluruh yang ada di dalam pabrik itu tewas karena kecelakaan kebakaran.

Tiba lah aku dirumah dan salah satu anggota ku membukakan pintu mobil yang aku duduki, selamat datang bos "ucap seluruh anggota yang berjaga" aku pun langsung masuk kedalam rumah di ikuti beberapa anggota geng, simpan seluruh senjata itu kedalam gudang persenjataan "ucap ku kepada salah satu anggota geng".

Tak lama berselang Rara menghampiri aku yang sedang menyusun strategi bersama beberapa anggota geng untuk berjaga-jaga kediaman ku nantinya.

Rara : Maaf tuan mengganggu "sambil menggendong bayi".

Anggoro : Bodoh!! kamu tidak lihat aku sedang apa?

Rara : Maaf saya sudah lancang, tapi anu tuan "sedikit gugup".

Anggoro : Anu.... Anu Apa "membentak".

Rara : Bayi ini tidak punya popok dan baju bayi tuan.

Anggoro : "Memberikan kartu kredit" beli apa yang dibutuhkan bayi itu.

Rara : Baik tuan terima kasih, tetapi saya tidak mungkin membawa bayi ini ke pusat perbelanjaan, karena pakaian yang di kenakan penuh dengan bercak darah tuan.

Anggoro : "berteriak" Albert tolong jaga bayi ini sebentar.

Albert : Baik bos.

Rara : "Memberikan bayi kepada Albert" saya permisi tuan.

Setelah Rara menyerahkan bayi tersebut kepada Albert aku pun melanjutkan menyusun strategi, karena anggota geng ku melihat ada bayi mereka pun saling berbisik-bisik membuat ku sedikit menjadi marah, ada apa kalian berbisik-bisik mau nasib kalian seperti Farhat hari ini "bentak ku", melihat aku yang sedang marah seluruh anggota geng langsung menundukkan kepala karena ketakutan, mungkin mereka heran melihat aku yang peduli dengan bayi tersebut biasanya aku adalah orang yang tidak mempunyai hati nurani.