Kulitnya sangat putih, dan bahkan dari dekat, tidak ada pori-pori yang terlihat, seperti sepotong giok langka yang hanya muncul sekali dalam seribu tahun.
Melihat ke atas wajahnya, ada ujung hidung kecil yang imut dan jambatan hidung yang tinggi dan lurus.
Lalu ada bulu matanya yang panjang dan tebal, seperti kupu-kupu yang menggetarkan hati.
Terrence Lentz secara tidak sadar mengulurkan tangannya.
Tapi di detik berikutnya, dia dengan cepat menariknya kembali, hanya menonton dia.
Saat itu, bulu mata gadis itu bergetar.
Menyadari bahwa dia akan bangun, Terrence menutup matanya seketika.
Mata Viola Thompson terbuka, pertama dengan kebingungan, tetapi kemudian dia dengan cepat bereaksi, berdiri, dan menempelkan tangannya di dahi Terrence untuk memeriksa suhunya.
"Hmm, kamu sudah tidak demam lagi."
Saat Viola menarik tangannya, Terrence membuka matanya.
Sesaat, saat mata mereka bertemu, mereka berdua membeku.