Hari-hari terus berlalu, di timur penginapan, di sebuah lapangan yang cukup luas, Kael dan Flara melatih sihir-sihir mereka. Dengan beberapa rapalan, berbagai sihir air tercipta. Sedangkan Flara berusaha menambah jangkauan sihir penyembuhannya, yah, meskipun tidak ada perkembangan.
Di sudut lapangan terlihat Zenith berjalan dengan sedikit pincang. "Yoo, Kael, Flara. Kalian semangat sekali," teriaknya.
"Kenapa kamu kesini, harusnya kamu berbaring saja seperti orang sakit," balas Kael, cukup pedas yah, tapi kini nada dan suasanya sudah hangat, tak lagi terasa ketegangan diantara mereka berdua.
"Jahat sekali," ucap Zenith datar, malah terlihat seperti orang yang benar-benar sakit.
Kael berjalan menghampiri Zenith, Flara pun membatalkan sihirnya dan mengikuti Kael dari belakang.
"Eh, sudah sembuh? Cepat sekali," matanya berkata kalau Flara terkejut, dan juga kagum. "Untuk orang lain membutuhkan setidaknya dua puluh lima hari untuk sembuh dari luka tusukan, tapi kamu? Bahkan sepertinya belum ada lima belas hari," lanjutnya.
"Sudah kubilang kan sebelumnya, Zenith itu bukan manusia," celetuk Kael, tak perlu diperhatikan pun kita sudah tahu kalau Kael sedang mengejek. Yah, tidak sepenuhnya sih.
"Jangan sembarangan kalau bicara, mau kuhantam hah?" Balas Zenith, tingkah mereka benar-benar sudah tak lagi terasa canggung. "Oh ya, dimana Zayne? Sejak saat aku sakit, aku belum melihatnya lagi," lanjut Zenith.
"Ah Zayne ya, dia pergi ke Ibukota untuk menyampaikan laporan mingguan, lagipula dia juga pengguna berkat dimensi. Itu lebih menghemat waktu," jawab Flara.
"Ah begitu ya, kurasa aku harus mencoba untuk lebih akrab dengan Zayne," Zenith melanjutkan ucapannya, Kael yang melihat mereka berdua sedikit agak kebingungan, sejak kapan Zenith menghilangkan sifat dinginnya itu?
Mereka bertiga melanjutkan perbincangan ringan untuk mengisi waktu mereka, lagipula jika mereka lanjut berlatih, itu hanya akan membuat Zenith membatu di pojokan. Setelah beberapa menit yang cukup lama, retakan hitam muncul di dekat mereka. Berkat dimensi, Zayne yang menggunakannya kemudian keluar dari retakan itu.
"Yo Zayne, kenapa lama sekali?" Zenith dengan nada cerianya menjadi orang pertama yang menanyakan kabarnya.
"Aku bawa informasi, sepertinya sistem divisi sihir akan diubah dalam skala besar," ucap Zayne, seakan menghiraukan Zenith.
"Maksudnya?" Pertanyaan sederhana, namun diucapkan secara bersamaan oleh ketiga temannya itu.
"Lance yang memerintahkannya, baca ini," jawabnya dengan melemparkan sebuah gulungan.
"Lance? Tombak bicara?" Tanya Zenith dengan polosnya.
"Lance adalah penyihir terkuat yang dipilih setiap satu dekade. Dia yang bertugas mengatur militer sihir, bisa dibilang, raja sihir," jawab Kael, namun dia menjeda.
"Kau ini aneh, kadang pintar kadang bodoh". Lanjut Kael sambil menangkap gulungan yang dilempar Zayne, kemudian membuka lembaran gulungan itu, Zenith dan Flara pun berdiri di sampinya untuk ikut membaca. Di sana tertulis:
Kepada seluruh Divisi Sihir di penjuru Avalon,
Dengan ini, saya, Alaric, sebagai penyandang gelar Lance, dan sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam koordinasi militer sihir, menyampaikan instruksi resmi kepada seluruh divisi aktif maupun cadangan.
Sehubungan dengan ketetapan Dewan Sihir dan situasi sihir yang tengah mengalami pergeseran besar dalam fondasinya, seluruh pasukan sihir, termasuk personel inti, perwakilan strategi, serta ahli riset sihir, diperintahkan untuk melakukan pemahaman sihir di Akademi Pusat, Ibukota Avalon.
Waktu keberangkatan ditetapkan 10 hari sejak surat ini diterima. Seluruh pasukan diharapkan hadir lengkap dan dalam formasi penuh pada hari ke-11, di halaman utama Akademi Sihir Pusat untuk menerima pengarahan lebih lanjut mengenai penyelarasan sistem sihir baru.
Kepatuhan terhadap perintah ini bersifat mutlak dan tidak dapat ditangguhkan, kecuali bagi divisi yang ditetapkan secara resmi untuk menjalankan tugas pengamanan darurat kerajaan dalam rotasi yang telah diatur terpisah.
Kami menyadari bahwa perpindahan ini akan mempengaruhi keseimbangan pengamanan wilayah sementara. Namun, demi konsolidasi kekuatan sihir dan pembaruan sistem yang telah lama usang, peralihan ini adalah langkah yang tidak dapat dielakkan.
Waktunya telah tiba, era baru sihir akan dimulai.
Kita tidak lagi dibatasi oleh garis keturunan, tapi oleh tekad dan kapasitas sejati.
Hormatku,
Lance Alaric
"Pergeseran... besar?" Gumam Zenith.
"Banyak yang berubah, banyak magical beast yang berevolusi, namun iblis malah jarang muncul, mungkin itu yang dimaksud pergeseran oleh tuan Lance," Zayne menjawabnya, mengingat dialah yang memberikan laporan mingguan dan menerima gulungan resminya.
"Jangan-jangan, magical beast malam itu," tanya Kael untuk memastikan, apakah pemikirannya benar atau salah.
"Ya, sebagian besar pasukan divisi melaporkan hal yang sama, magical beast mulai membentuk kawanan yang lebih besar dan sihir mereka pun melaporkan bahwa level sihir magical beast meningkat," tentu saja, Zayne yang menjawabnya.
Zenith mengernyit, sorot matanya menyipit, menatap kosong ke arah gulungan yang kini digenggam Kael. “Kalau memang benar ini perubahan besar… kita tidak bisa santai seperti ini terus,” ucapnya pelan, namun cukup untuk didengar oleh yang lain.
Kael melipat kembali gulungan itu dengan rapi, lalu menatap Flara dan Zenith. “Berarti tinggal sepuluh hari. Kita harus mulai bersiap. Tak ada lagi waktu bersantai di penginapan.”
“Lagipula, ini ibukota. Akademi Sihir Pusat. Pastinya banyak orang-orang paling kuat dari seluruh Avalon. Kalau datang dalam kondisi setengah hati, kita akan ditelan bulat-bulat,” tambah Zayne sambil menyilangkan tangan.
Flara mengangguk pelan. “Kurasa aku harus menambah intensitas latihanku juga. Aku belum pernah ke akademi sebelumnya… dan kalau sistem sihir akan dirombak, tentu saja sihir penyembuhdan pendukung ikut terkena efeknya.”
“Tentu saja, semua penyihir akan terkena efeknya. Kalau begitu kita mulai besok pagi,” kata Kael tegas. “Kita akan mulai pelatihan bertiga—eh, berempat, kalau kamu sudah benar-benar pulih, Zen.”
Zenith tersenyum ringan. “Tentu. Aku tidak akan kalah dari kalian. Sekarang kita tak bisa mengandalkan yang lama. Kalau sihir ditata ulang… kita harus mulai dari dasar.”
Zayne menatap langit senja yang mulai memerah. “Ada hal lain yang harus kalian tahu. Akademi saat ini tidak hanya mengundang penyihir dari divisi. Meski tak wajib, tapi tapi para penyihir di wilayah rakyat biasa juga diminta untuk datang ke Akademi pusat. Banyak wajah baru yang tidak pernah mendapat kesempatan sebelumnya.”
“Yang berarti…” Kael menyela, “Kompetisi kali ini akan lebih gila dari sebelumnya.”
Zenith menatap tangannya yang sebelumnya sempat terluka dalam pertempuran lalu. Perlahan mengepalkannya, seolah ingin merasakan kembali kekuatan di dalam tubuhnya. “Aku tidak peduli siapa yang muncul. Selama aku masih mampu berjuanh, aku akan terus maju untuk menjadi yang terkuat.”
Flara tersenyum lembut. “Itu baru Zenith. Kalau begitu, mulai malam ini kita beristirahat dulu, dan besok kita mulai pelatihan. Jangan telat bangun ya," ucapnya.