—
Ekspresi Bracca yang sebelumnya liar menjadi gelap setelah mengetahui keadaannya saat ini.
Mereka mengkhianati harapannya, termasuk pertarungannya melawan Maccaveli dan lawan berikutnya.
"Eh?! Apa-apaan ini?! Di mana Ronan? Aku datang sejauh ini untuk bertarung adil dengannya, dan satu-satunya yang tersisa di panggung adalah seseorang seperti dirimu?" Bracca menggerutu.
Dia menjadi marah setelah mengetahui bahwa Kieran, seseorang yang dia anggap memiliki kekuatan yang minim, adalah lawan terakhirnya.
Setelah Bracca menerima bahwa Kieran adalah lawan terakhirnya, ekspresinya semakin gelap. Meskipun dia bersumpah untuk memberi pelajaran kepada Kieran, dia mengikuti kompetisi ini demi bertarung melawan Ronan, yang semua orang puji sebagai yang terkuat di generasi ini.
Bracca tak bisa menerima bahwa sebagian besar perhatian dewan kini beralih kepada seseorang yang hampir tak memperlihatkan kehadirannya di dalam tembok Dewan Dewa Perang.