ApexPen

Kematian terkadang bukanlah akhir, dan Zenith kosong.

Legenda bangkit dan jatuh. Mitologi lahir.

Dihadapkan pada kematian setelah jatuh dari kejayaan dimana kemuliaan, ketenaran, dan keunggulan pernah diraih, kesempatan kedua Kieran dipacu oleh dendam. Ia membara seperti api yang merusak dan mendorong pencarian kekuatan Kieran di dalam dan di luar dirinya.

Meskipun bukan orang yang tidak tahu berterima kasih, dia tetap penasaran mengapa dia kembali ke masa lalu daripada mati. Dia tidak memiliki apa pun selain pertanyaan, tetapi kematiannya membuat awal cerita menjadi perspektif, menunjukkan kepadanya bahwa Zenith Online... adalah awal dari akhir — akhir dari Zaman saat ini.

Zenith kosong dan memanggil seseorang untuk merebut takhta, tetapi untuk menjawab panggilan itu berarti menanggung konsekuensinya. Segala sesuatu — terutama pilihan — memiliki pengorbanan.

Tantangan menunggu. Jalan menuju supremasi dipenuhi dengan penderitaan, dan mengetahui kebenaran berarti mengetahui kegilaan.

Dan dengan itu, Maddened terbangun...

Zenith Online: Kebangkitan Pemain Terkuat

Kieran menuruni tangga dari lantai atas hingga tiba di lantai yang ditujukan untuk produksi. Sebelum kembali ke Zenith Online, Kieran telah menjelaskan kepada Aspaira bahwa area yang dirancang untuk menampung semua Alkemis seharusnya sedang mendekati tahap akhir renovasinya.


Jadi, jika dia telah membangun hubungan dengan Alkemis di dalam Alchemists' Circle, dia bisa menggunakan otoritasnya sebagai Ketua Alkemis dari Konsorsium Godhand untuk mengizinkan Alkemis yang bersedia bergabung dengan Union mereka dengan menandatangani Perjanjian Zenith yang telah dimodifikasi.


Tentu saja, karena individu-individu ini belum mendapatkan kepercayaan Kieran, pedoman Perjanjian Zenith akan ketat dan tidak fleksibel. Begitu ketat hingga banyak yang akan menolaknya tanpa berpikir dua kali.


Namun, Kieran memahami sesuatu tentang orang-orang tipe ini yang menolak kontrak semacam itu—mereka tidak tertarik untuk memberikan kontribusi besar.


Distribusi dan Godaan (I)