Saat dia mendekat, naga peri itu bergerak, perlahan membuka matanya dan memperlihatkan sepasang bola mata merah cerah yang penuh dengan kecerdasan dunia lain. Dengan hati-hati, dia mengulurkan tangan untuk menyentuh sisiknya yang hangat, dan dia merasakan kekaguman atas keindahan makhluk itu.
Archer terus mengagumi naga kecil itu sampai dia menyadari matahari mulai terbenam, memancarkan cahaya oranye hangat ke lanskap hutan. Naga peri itu hidup, tersenyum nakal saat melompat ke kepalanya, memegang tanduknya sembari membungkuk dan mulai menggigiti telinganya yang runcing.
Sensasi itu mengirimkan desiran ke seluruh tubuh Archer. Dia tidak membencinya, tetapi dia tidak ingin makhluk itu terus menggigit telinganya. Dengan gerakan cepat, dia menangkap naga kecil itu dan membawanya ke hadapannya.