Ketika Matahari Memeluk Takdirnya (2)

Hemera memandang keluar dari jendela kereta, lanskap terbentang di hadapan matanya seperti lukisan yang hidup.

Ladang luas penuh bunga liar yang berwarna-warni memenuhi bukit-bukit bergelombang, bergoyang lembut dalam angin.

Dia menyaksikan kebun zaitun kuno yang membentang di atas tanah, daun-daunnya yang keperakan berkilau di bawah sinar Matahari.

Pohon-pohon cypress yang megah berdiri tinggi dan bangga, bentuknya yang gelap dan ramping menambah kesan mistis pada pemandangan.

Aroma rempah-rempah dan bunga bercampur di udara, parfum manis dan menyegarkan yang membangkitkan indra Hemera.

Setelah beberapa jam perjalanan, sebuah hutan yang indah terlihat di cakrawala.

Kanopinya yang hijau zamrud terbentang luas, menawarkan bayangan dan perlindungan bagi makhluk mitos dan keajaiban tersembunyi.

Mata Hemera dipenuhi antisipasi saat kereta semakin dekat dengan hamparan hijau hutan.