Untuk pertama kalinya sejak didirikan, jalanan ibukota kota Samael benar-benar kosong.
Begitu kosong sehingga sosok berjubah yang sekarang berjalan diam-diam di jalanan dapat melewati gerbang tanpa satu pun hambatan.
Orang asing itu melihat sekeliling dengan putus asa dari balik jubahnya, bertanya-tanya bagaimana tempat yang dulu begitu penuh kehidupan ini telah berubah menjadi kota hantu.
Tap.
Tap.
Tap.
Suara sepatu bot berlumpur orang asing yang menyentuh tanah adalah satu-satunya suara yang terdengar berpuluh-puluh mil.
Pengunjung itu terus berjalan beberapa menit lagi sebelum kabut tebal mulai menyelimuti jalanan.
Merasa ada yang aneh dengan kabut ini, orang asing itu berhenti dan menutup mulut serta hidungnya dengan jubahnya.
Sebelum orang asing itu bisa mengangkat tangannya untuk memberi isyarat bahwa mereka datang dengan damai, mereka dikepung.
Dari luar sana, muncul lima puluh prajurit dengan baju besi berwarna onyx.