Ikat Saya (2)

Panggung itu diselimuti oleh kegelapan yang memikat, antisipasi gedung yang tertahan menggantung di udara seperti rahasia terlarang. Irama halus dan menggoda dari keyboard, synthesizer, dan mesin drum memanggil seperti undangan yang tak dapat ditolak ke dalam dunia rayuan.

Sebuah sorotan merah lembut menembus kegelapan dan memandikan panggung dengan sinar sensualnya. Ia memperlihatkan sosok soliter di samping, bersiap dengan aura pesona yang tak tertahankan.

Kerumunan secara serentak menahan napas saat mereka memandangnya—Juni. Masuknya dia ke dalam sorotan tidak kurang dari memabukkan.