Hana tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Berdiri di depannya adalah Juni, berpakaian sangat sederhana, namun entah bagaimana kelihatan lebih tampan daripada yang diingatnya.
"Kulitmu luar biasa," kata Hana sebelum dia bisa menghentikan dirinya.
"Terima kasih," Juni menerima pujian itu.
Akhirnya Hana tersadar dari lamunannya dan bangkit dari tempat duduknya, menunjuk ke Juni. "Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Aku perlu bertemu denganmu," kata Juni tanpa ragu.
Hana membeku saat dia melihat mata tulus Juni. "Aku—Aku—"
D ia bahkan tidak bisa mengucapkan kalimat yang jelas karena hatinya berdebar di dadanya. Apakah Juni sebenarnya jatuh cinta padanya? Ya, Hana pernah membayangkan cerita 'teman masa kecil yang jadi kekasih', tetapi dia tidak pernah membayangkan itu akan terjadi dengan Juni!
Bukan berarti dia keberatan.
Saat ini memang sulit karena kariernya sedang naik daun. Namun, mungkin dia bisa membuatnya berhasil?