Konflik

"""

"Heh, kau nggak kabur seperti ayam." Nel menyeringai.

"Aku akan menghajarmu sampai babak belur." Felix membalas dengan amarah yang tertahan.

"Buktikan omonganmu itu, bajingan." Nel menekankan ejekannya.

Felix menggertakkan giginya, memilih untuk tetap diam.

Seorang wasit segera memerintahkan kedua petarung untuk mengambil posisi, membungkuk, dan bersiap.

"Menarik..." Rui bergumam saat melihat posisi Felix. Felix memajukan kaki kirinya dan mengangkat tangan hingga setinggi bahu, berjongkok rendah sampai kepala menunduk ke level dada.

"Dia adalah seorang pegulat." Rui langsung menyimpulkan. Ini adalah posisi bergulat yang sangat umum, dan untuk alasan yang bagus. Posisi ini memungkinkan pegulat melakukan takedown dan serangan untuk mendekati lawan dan mengubahnya menjadi pertarungan kontak penuh. Jongkok memungkinkan mereka menyerang perut bagian bawah lawan, ini dikenal sebagai serangan "shoot", dan posisi tangan memungkinkan mereka meraih lawan untuk mencegah mereka membuka jarak atau untuk menjaga keseimbangan.

Fae mengangguk. "Jika dia berhasil menjadikan pertarungan kontak penuh, dia mungkin akan menang."

Posisi Nel agak aneh, dia hanya sedikit berjongkok dan membiarkan tangannya menggantung bebas, hampir menyentuh tanah. Sikapnya santai, dia memiliki ekspresi percaya diri yang malas.

"Siap... Dan mulai!" Wasit memulai pertandingan.

Felix langsung melompat ke arah Nel, dengan tangan terbuka; sebuah manuver serangan "shoot" yang biasa. Tepat saat Felix hampir meraih Nel yang diam di tempat, Nel melompat dan mendarat di kepala Felix, berdiri dengan satu kaki dengan santai, tangan di dalam saku.

Felix langsung menyerang kaki Nel, berharap menjatuhkannya, tapi Nel dengan mudah melakukan salto dan mendarat di belakangnya. Manuver itu mendorong Felix hingga berlutut, sementara Nel menatapnya dengan kebosanan malas.

"Itu yang terbaik yang bisa kau lakukan?" Dia menguap.

Felix menggeram marah, melempar seluruh momentumnya ke dalam lompatan cepat dan kuat. Yang mengejutkan, dia berhasil menangkap Nel dengan mudah, yang terakhir tidak bergerak sama sekali. Hanya menatapnya dengan kebosanan.

('Membiarkanku menangkapmu? Aku akan membuatmu menyesal atas kesombonganmu.')

Felix berjanji, merasa terhina. Dia memutuskan untuk menggunakan jurus pamungkas Tingkat Magang yang paling kuat yang telah dia pelajari sejauh ini.

Reverse Whip.

Dia menangkap Nel dari belakang, mengangkat tubuh Nel dan mengayunkannya sepenuhnya ke belakang punggungnya, mendaratkan Nel di atas kepala.

BOOM

Sebuah suara keras tercipta dari benturan, bahkan ada hembusan angin karena kekuatan besar yang dihasilkan Felix.

('Bersih sekali! Aku berhasil!') Felix merasa sangat gembira.

Reverse Whip adalah sebuah German Suplex, namun kekuatannya teramplifikasi secara signifikan. Teknik ini mengarahkan, mengakumulasi, dan mengkonvergensikan kekuatan dari setiap otot di tubuh. Teknik ini sangat mirip dengan Konvergensi Luar; teknik yang pernah digunakan Fae melawan Rui. Prinsipnya sama, tapi aplikasinya berbeda.

Felix bangkit dengan ekspresi senang, dia telah membela kehormatan ibunya!

"Lumayan... Itu sakit jauh lebih dari yang aku harapkan, tahu." Felix membeku saat mendengar suara di belakangnya.

('Tidak mungkin...') Dia berbalik dengan ketakutan di matanya.

Nel menggerakkan lehernya, bangkit.

"Ya..." Dia melanjutkan. "Kau jauh lebih hebat dari yang kukira, jujur saja."

Dia kembali ke posisi jongkok yang longgar. "Karena kau sudah menunjukkan padaku jurus hebat itu, aku rasa aku harus membalasnya." Dia menyeringai, semakin bersemangat. "Bukankah begitu sepakatnya.?"

Felix menatapnya dengan ekspresi ngeri. "Kau-!"

BAM

Satu saat Nel berada tiga meter dari Felix. Saat berikutnya lengannya sudah tertanam di perut Felix, memintal isi perutnya.

"Cepat sekali!" Kane berseru. Dia juga bisa mencapai kecepatan itu, tapi hanya setelah menggabungkan Parallel Walk dan beberapa Teknik Tingkat Magang lainnya. Sebaliknya, Nel hanya berlari menuju Felix tanpa menggunakan teknik apa pun.

Felix jatuh seperti boneka rusak, tidak bisa bernapas. Nel telah menyerang diafragma Felix, membuatnya lumpuh sejenak. Dia terengah-engah seperti ikan keluar dari air, dengan jejak darah menetes dari mulutnya di tengah-tengah air liur.

Nel menghela napas, sikapnya menjadi lesu dan kehilangan semua semangat saat melihat itu. "Kita sedang bersenang-senang. Kau harus merusaknya begitu saja, ya sudah."

Dia mengangkat bahu, sebelum melirik wasit yang linglung, yang langsung mengakhiri pertandingan setelah perintahnya.

Nel berjalan keluar dari ring, mengabaikan kerumunan yang membuka jalan untuknya, menuju pintu.

"Ah... Kau." Dia mengenali Fae. "Kau yang dari Ujian Masuk, kau luar biasa." Matanya bersinar melalui rambut peraknya yang panjang dan berantakan. "Mau melanjutkan apa yang belum sempat kita lakukan waktu itu?"

"Wah, antusias sekali ya kau?" Fae terkikik. "Aku bebas waktu itu. Aku nggak punya waktu untuk bermain dengan bocah nyolot lagi." Dia berkata sambil mengusap-usap rambut hijau Kane dengan main-main, yang langsung menepisnya dan menatap Fae dengan marah.

Nel menatapnya dengan lesu, melihat mata Kane dan Rui sebelum membalas. "Hmph, penakut ya kau?"

"Kata-kata berani dari anak yang bahkan belum mencapai Tingkat Murid Bela Diri." Fae membalas permusuhannya. "Kau bukan tandinganku lagi, aku adalah pewaris Keluarga Dullahan, waktuku lebih berharga dari yang kau pikirkan." Mata dan senyumnya semakin dingin setiap detiknya.

Tensionnya memuncak.

"Kalau kau memang sibuk, berhenti ganggu kami setiap kali kau bertemu kami dong!" Kane menggerutu, membuat Fae tertawa keras.

Nel melihat kedua orang itu beradu argumen tanpa ekspresi, sebelum pergi tanpa suara. "Kau dan aku akan bertarung, suka atau tidak suka." Sebelum meninggalkan fasilitas itu.

Rui diam-diam selama ini, menatap ke kejauhan dengan ekspresi intens.

"Dia brengsek, ya kan?" Kane menyindirnya.

Rui tidak merespons.

"...Kau baik-baik saja, bro?" Kane menyodok rusuknya.

"Ow! Masalahmu apa sih, dude?" Rui tersentak dari lamunannya, menatap Kane.

"Kau mikirin apa yang Nel bilang?" Kane bertanya, menyelidiki Rui.

"Nel bilang apa?"

"..." Kane menatapnya.

"Tunggu sebentar." Rui menoleh ke arah ring dengan kebingungan. "Felix dan Nel baru saja di ring beberapa saat yang lalu! Di mana mereka sekarang?"

"..."

"Apakah itu juga sebuah Teknik Tingkat Magang? Pertarungannya luar biasa, tapi ini bahkan lebih menakjubkan!" Ekspresi Rui semakin intens.

"Kau melamun selama ini, mikirin pertarungannya?" Fae bertanya ragu-ragu.

"Lupakan dia, dia aneh." Kane menggelengkan kepala.

"Hei, itu jahat." Rui memprotes. "Aku cuma mikir tentang itu selama setengah detik!"

Kane memukul dahinya sendiri sementara Fae tertawa terbahak.

"Apa barusan terjadi?" Rui bergumam melihat adegan itu, sambil menggaruk kepalanya.

"""