Zeras keluar dari tempat itu dengan ekor di antara kaki-kakinya sambil menghapus keringat dari wajahnya.
"Cih, gadis yang berapi-api..." Dia bergumam di bawah nafasnya ketika tiba-tiba sebuah notifikasi berbunyi di jam tangannya.
"Cih, si buta sialan..." Zeras mengumpat karena dia tak percaya Quinn meremehkan kemampuannya begitu banyak.
Dia segera membalas kepada Quinn.