Suara kicauan burung terdengar di seluruh area diikuti oleh bisikan angin saat pohon pinus tinggi menari lembut mengikuti musik tempat itu.
Mentari yang perlahan terbit menembus dedaunan tebal hutan, menerangi hutan dengan titik-titik cahaya berwarna emas yang indah yang menembus dedaunan.
Di jantung hutan, udara tiba-tiba berdesir dalam format melingkar dan segera vortex gelap bermekaran hidup dan sebuah kaki segera melangkah melewatinya.
Seorang pemuda yang tertutup oleh Sisik seperti berlian biru dan rambut putih perlahan keluar dari vortex sementara matanya yang gelap menatap lingkungan.
"Hmmm, akhirnya kembali..." gumam Zeras sambil menarik napas dalam-dalam dari udara alami murni hutan.
"Tapi sekarang aku tidak tahu di mana aku berada dan hutan ini memanjang hingga bermil-mil ke depan..." gumam Zeras sambil mengaktifkan mata chaosnya saat dia memandang sekeliling tempat itu, pemandangan pepohonan mengisi penglihatannya.