Bab 38: Mencari Celah di Balik Kekuasaan
Kratos mendengarkan penjelasan Regnard dengan saksama, tetapi di balik percakapan itu, dia juga menggali informasi lebih dalam.
Dia tidak ingin terlihat mencurigakan dengan bertanya langsung, jadi dia menyusun pertanyaannya dengan hati-hati.
"Jika Garmouth ini bukan prioritas kerajaan, bagaimana dengan kota-kota lain? Apakah semua kota perbatasan seperti ini?" tanyanya, berpura-pura penasaran sebagai seorang petualang baru yang ingin memahami dunia.
Regnard, yang tidak menyadari maksud tersembunyi Kratos, menjawab santai, "Tidak semuanya. Beberapa kota perbatasan dekat dengan ibu kota atau wilayah penting kerajaan, jadi mereka mendapatkan perlindungan lebih baik. Tapi Garmouth ini…" Dia mengangkat bahu. "Tempat ini hanyalah kota dagang yang menjadi jalur transit. Kerajaan tidak terlalu peduli selama mereka masih bisa mengumpulkan pajak dari perdagangan di sini."
Kratos mengangguk pelan, menganalisis informasi yang didapatnya.
"Kalau begitu, bagaimana dengan kerajaan lain? Apakah mereka juga memperlakukan kota perbatasan mereka seperti ini?"
Regnard tertawa kecil. "Haha, kau ini benar-benar ingin tahu, ya? Tidak semua kerajaan sama. Beberapa lebih ketat dalam mengelola wilayahnya. Kerajaan kita, misalnya, cukup longgar dalam mengatur kota-kota di perbatasan selama mereka tetap setia."
Kratos mencatat ini.
"Lalu, siapa penguasa sebenarnya dari dunia ini?" lanjutnya, masih dengan nada seolah-olah dia hanya ingin tahu lebih banyak.
Regnard berpikir sejenak sebelum menjawab. "Itu tergantung bagaimana kau melihatnya. Secara politik, dunia ini terbagi menjadi beberapa kerajaan besar dan aliansi. Tetapi kalau kau bicara tentang kekuatan sejati, maka ada pihak lain yang lebih berpengaruh."
Kratos berpura-pura tidak terlalu tertarik agar Regnard tidak curiga, tetapi di dalam pikirannya, dia mulai memahami struktur dunia ini.
— Kerajaan bukan satu-satunya kekuatan.
— Ada kekuatan lain di balik layar yang mungkin lebih berbahaya.
"Hmm, kalau begitu, kekuatan militer kerajaan pasti cukup besar, bukan?" Kratos melanjutkan, masih berusaha menggali lebih banyak.
Regnard menghela napas. "Tentu saja. Setiap kerajaan memiliki pasukan utama mereka sendiri, baik itu kesatria, tentara bayaran, atau bahkan pengguna sihir tingkat tinggi. Tapi pada akhirnya, semua itu tergantung pada pemimpin mereka—dan tidak semua raja atau bangsawan cukup kompeten untuk mengelola kekuatan tersebut dengan baik."
Kratos menyembunyikan senyumnya. Itu artinya, jika dia ingin bergerak bebas di dunia ini, dia harus memahami struktur kekuatan masing-masing kerajaan lebih dalam.
Regnard mungkin hanya menjelaskan dari sudut pandang seorang petualang senior, tetapi bagi Kratos, ini adalah informasi berharga untuk pergerakannya di masa depan.
---
Kratos terus menyusun potongan informasi di kepalanya.
Jadi, kerajaan memiliki kekuatan militer mereka sendiri, tetapi tidak selalu digunakan secara efisien. Dan selain kerajaan, ada kekuatan lain yang memegang pengaruh.
Kratos memutuskan untuk menggali lebih dalam.
"Aku melihat beberapa kuil dan gereja di kota ini," katanya, berpura-pura bertanya tanpa maksud khusus. "Apakah mereka bagian dari kerajaan?"
Regnard menggeleng. "Tidak sepenuhnya. Beberapa gereja memang mendapat dukungan kerajaan, tetapi sebagian besar berdiri sendiri sebagai entitas independen."
Kratos semakin tertarik.
"Jadi, mereka tidak tunduk pada raja?"
Regnard tersenyum miring. "Tergantung gerejanya. Beberapa sekte memiliki hubungan baik dengan kerajaan, tetapi ada juga yang memiliki agenda mereka sendiri."
Ini berarti gereja bukan hanya lembaga keagamaan, tetapi juga kekuatan politik dan militer yang harus diperhitungkan.
"Kalau begitu," Kratos melanjutkan, "bagaimana dengan petualang? Seberapa besar peran mereka dalam dunia ini?"
Regnard tertawa kecil. "Petualang? Mungkin kedengarannya kami hanya sekelompok individu yang mencari nafkah dengan cara kami sendiri, tetapi jangan salah. Guild Petualang adalah organisasi terbesar di dunia ini, lebih luas daripada kekaisaran mana pun. Bahkan kerajaan tidak akan berani menentang mereka secara terang-terangan."
Kratos mengangkat alis. "Seberapa kuat pengaruh mereka?"
Regnard menyandarkan tubuhnya. "Cukup besar hingga bisa menggulingkan kerajaan jika benar-benar menginginkannya. Petualang berasal dari berbagai ras, latar belakang, dan kekuatan. Tapi jika ada ancaman besar yang menyangkut kelangsungan guild, mereka bisa bersatu seperti pasukan raksasa."
Kratos mengangguk. Ini semakin memperjelas situasi—di dunia ini, kekuasaan tidak hanya dimonopoli oleh kerajaan.
Ada pasukan kerajaan, kesatria, dan bangsawan.
Ada Guild Petualang yang memiliki jaringan terluas dan kekuatan independen.
Ada gereja dan sekte yang bisa menjadi kekuatan independen.
Dan ada organisasi bayangan yang bergerak di belakang layar.
Kratos menyadari sesuatu—jika ingin bergerak bebas di dunia ini, dia harus memiliki identitas yang kuat dalam sistem yang sudah ada.
Dia sudah menjadi petualang peringkat Adamantium, tetapi itu saja tidak cukup.
"Mungkin aku harus memeriksa gereja dan para bangsawan kota ini," pikir Kratos. Ada sesuatu yang tidak beres di sini.
Setelah beberapa hari, kabar tentang Kratos yang mencapai peringkat Adamantium di Guild Petualang menyebar ke seluruh kota Garmouth. Reputasinya melonjak tajam, membuat banyak orang penasaran dan kagum. Para petualang lain mulai membicarakannya, dan bahkan para bangsawan tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
Di salah satu kediaman bangsawan di kota, seorang pria berambut hitam dengan jubah mewah menghantam meja dengan kemarahan yang meluap. Dia adalah Viscount Dargan, dalang di balik organisasi penculik para pedagang. Wajahnya memerah karena amarah.
"Bagaimana bisa orang itu mencapai peringkat Adamantium dalam waktu singkat?! Apa yang dilakukan Guild Petualang?! Seharusnya mereka tidak memberikan peringkat itu dengan mudah!" teriaknya kepada bawahannya.
Seorang pria berpakaian hitam, yang merupakan salah satu agen kepercayaannya, menundukkan kepala. "Maaf, Tuan. Namun, berdasarkan informasi yang kami dapat, dia benar-benar melewati ujian dengan kekuatan luar biasa. Bahkan petualang terkuat di kota pun tidak bisa menandinginya."
Viscount Dargan mengepalkan tinjunya. Dia sudah mengetahui bahwa Kratos-lah yang menghancurkan operasinya di jalanan, tetapi dia masih berharap bisa menyingkirkannya secara diam-diam. Kini, dengan statusnya yang tinggi di Guild Petualang, menyentuhnya sama saja dengan mencari mati.
"Sial! Jadi sekarang aku harus diam saja? Membiarkan orang itu menghancurkan bisnisku dan berlagak seolah tidak ada yang terjadi?!" Dargan semakin frustrasi.
Bawahannya tetap diam, tahu bahwa marah kepada Kratos tidak akan mengubah kenyataan.
Sementara itu, di sisi lain kota, Kratos sama sekali tidak peduli dengan perasaan Dargan. Baginya, jika musuh berhenti memprovokasi, maka dia juga tidak akan bergerak. Namun, jika mereka berani mengusik lagi, dia tidak keberatan membunuh seorang bangsawan dan menjadi musuh kerajaan.
"Jika dia pintar, dia akan tetap diam," gumam Kratos sambil menikmati minumannya di salah satu kedai di kota.
Namun, Kratos tahu bahwa orang seperti Dargan jarang bisa menelan harga diri mereka begitu saja. Jika dia berencana melakukan sesuatu, Kratos hanya perlu menunggu dan melihat apakah dia benar-benar cukup bodoh untuk mencoba melawannya lagi.
Kratos berjalan santai di jalanan kota Garmouth, mengamati kehidupan sehari-hari penduduknya. Dalam sebulan terakhir, dia telah mendapatkan cukup banyak informasi tentang kota-kota lain yang mungkin menjadi tujuan perjalanannya selanjutnya. Namun, ada satu hal yang terus menarik perhatiannya—kegiatan ilegal yang dilakukan oleh para bangsawan, terutama Dargan.
Tanpa sengaja, dia telah beberapa kali menggagalkan penculikan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bayangan yang bekerja di bawah Dargan. Awalnya, Kratos tidak terlalu memedulikan mereka, tetapi setelah melihat langsung bagaimana orang-orang tak berdosa hampir dijadikan budak, dia tidak bisa diam saja.
"Dargan pasti semakin kesal sekarang," gumam Kratos sambil tersenyum kecil.
Lythien, yang berjalan di sampingnya, melirik sekilas. "Kau benar-benar seperti duri di mata bangsawan itu. Tapi aku tahu kau hanya bertindak karena melihat sesuatu yang tidak benar."
Kratos mengangguk. "Aku tidak sengaja mencari masalah dengannya. Hanya saja... aku tidak suka melihat orang yang tidak berdaya diperlakukan seperti itu."
Elara yang berada di sisi lain menambahkan, "Tapi sekarang dia mungkin berpikir kau sengaja menargetkannya. Jika dia semakin marah, dia mungkin akan melakukan sesuatu yang lebih besar."
Kratos tidak menanggapi, tetapi dia menyadari bahwa kemungkinan itu ada. Jika Dargan benar-benar ingin membalas dendam, dia tidak akan menggunakan cara biasa.
Dan seolah menjawab pemikirannya, Observasi Absolutnya menangkap beberapa pergerakan mencurigakan di kejauhan. Sekelompok orang dengan pakaian gelap menyelinap di antara bayangan bangunan, mengikuti mereka dari jauh.
Kratos tersenyum tipis. "Sepertinya dia memang sudah tidak sabar lagi."
Dargan duduk di ruang kerjanya dengan ekspresi muram. Tangannya mengepal di atas meja, dan tatapannya tajam menatap laporan yang baru saja diberikan oleh bawahannya.
"Dia lagi... Kratos!" Dargan menggeram.
Seorang pria berpakaian serba hitam berdiri di hadapannya, menundukkan kepala. "Ya, Tuan. Dalam beberapa minggu terakhir, dia telah menggagalkan beberapa transaksi kita. Banyak orang yang seharusnya menjadi sumber pemasukan kita akhirnya bebas... Itu berdampak besar pada keuangan keluarga."
Dargan mengusap wajahnya dengan frustrasi. Dia tahu Kratos bukan orang yang bisa disentuh sembarangan. Setelah insiden sebelumnya, dia telah menyelidiki latar belakang pria itu, tetapi hasilnya nihil. Satu-satunya fakta yang diketahui adalah bahwa Kratos adalah petualang peringkat Adamantium yang tiba-tiba muncul di Garmouth dan dengan cepat mendapatkan reputasi yang tak terbantahkan.
"Sial! Jika ini terus berlanjut, kita tidak hanya kehilangan pemasukan, tetapi juga kekuatan kita!" Dargan meninju meja. "Para kesatria membutuhkan bayaran. Pelayan membutuhkan gaji. Dan aku tidak bisa membiarkan gaya hidup keluargaku merosot hanya karena satu orang bodoh!"
Pria berpakaian hitam itu tetap diam, menunggu perintah.
Dargan menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. "Kita tidak bisa menyerangnya secara langsung... tapi jika kita membiarkannya terus campur tangan, cepat atau lambat bisnis kita akan hancur. Kita harus menemukan cara untuk menyingkirkannya tanpa membuatnya terlihat seperti ulah kita."
Pria itu mengangguk. "Kami bisa menggunakan pihak ketiga. Mungkin petualang bayaran atau kelompok kriminal dari kota lain."
Dargan menyipitkan mata. "Tidak cukup. Jika kita mengirimkan orang-orang lemah, mereka hanya akan mati sia-sia. Kita butuh sesuatu yang lebih..."
Dia berpikir sejenak sebelum tersenyum dingin. "Bagaimana kalau kita memanfaatkan koneksi kita di dalam kerajaan? Aku yakin ada orang-orang yang tidak senang dengan keberadaan petualang kuat yang tidak bisa dikendalikan."
Pria berpakaian hitam itu tersenyum tipis. "Saya mengerti, Tuan. Saya akan mulai menyebarkan kabar dan menghubungi pihak yang mungkin tertarik untuk menyingkirkan Kratos."
Dargan mengangguk. "Bagus. Dan pastikan kita tidak meninggalkan jejak."
Saat pria itu pergi, Dargan kembali menyandarkan tubuhnya di kursi. Meskipun dia takut pada Kratos, dia juga tahu bahwa dalam dunia politik dan kekuasaan, bukan hanya kekuatan individu yang menentukan segalanya.
"Kita lihat saja, Kratos... Kau mungkin kuat, tapi dunia ini bukan hanya tentang kekuatan semata."
---
Beberapa hari berlalu tanpa insiden berarti. Kratos masih menjalani kehidupannya sebagai petualang, mengumpulkan informasi tentang kota-kota lain dan dunia yang lebih luas. Namun, Observasi Absolut miliknya menangkap sesuatu yang aneh.
Suasana kota terasa sedikit berbeda. Ada lebih banyak mata yang mengawasinya dari bayangan. Gerakan para penjaga kota juga terlihat lebih terorganisir, seolah-olah mereka mencari seseorang.
"Sepertinya ada pergerakan," gumam Kratos sambil menyeruput minumannya di dalam sebuah kedai.
Elara, yang duduk di seberangnya, menatapnya dengan alis terangkat. "Maksudmu?"
Kratos meletakkan cangkirnya. "Dargan tidak tinggal diam. Aku bisa merasakan ada tekanan dari luar. Bisa jadi pihak kerajaan mulai ikut campur."
Lythien, yang sedang memeriksa belati miliknya, mendecak. "Tch, kalau benar begitu, seberapa jauh mereka akan mencoba menyingkirkanmu?"
Kratos tersenyum kecil. "Itu yang menarik untuk diketahui."
Dia sudah menduga bahwa Dargan tidak akan tinggal diam. Jika bisnisnya benar-benar terancam, dia pasti akan mencari cara untuk melindunginya. Namun, dia juga tahu bahwa bangsawan tidak akan membiarkan informasi tentang perdagangan manusia tersebar luas. Itu hanya akan merusak reputasi mereka sendiri dan bahkan bisa mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap kerajaan.
Gerard masuk ke kedai dengan napas sedikit terengah-engah. "Kratos, aku mendapatkan informasi dari orang dalam."
Kratos meliriknya. "Apa yang kau temukan?"
Gerard menelan ludah sebelum berbicara dengan suara pelan. "Kabarnya, pihak kerajaan mengirim seseorang ke Garmouth. Secara resmi, mereka datang untuk menilai situasi kota dan memastikan stabilitas. Tapi sebenarnya, mereka datang atas permintaan salah satu bangsawan yang memiliki kepentingan di sini."
Elara menyipitkan mata. "Dargan?"
Gerard mengangguk. "Sepertinya begitu. Tapi dia tidak akan bertindak secara langsung. Mereka ingin mencari alasan agar kau terlihat sebagai ancaman bagi ketertiban kerajaan."
Kratos tersenyum tipis. "Jadi, mereka mencoba menjebakku dalam permainan politik mereka?"
Elara menyandarkan tubuhnya. "Kalau begitu, apa langkah kita selanjutnya?"
Kratos mengangkat bahu santai. "Aku hanya akan menunggu mereka datang padaku. Jika mereka hanya mengawasi, aku tidak akan peduli. Tapi jika mereka mencoba bergerak melawan kita..."
Dia menyeringai, tatapan matanya dingin. "Maka aku juga tidak akan tinggal diam."
Di tempat lain, di sebuah bangunan megah di dalam kota, Dargan duduk bersama seorang pria paruh baya berpakaian bangsawan. Wajahnya penuh percaya diri, yakin bahwa rencana yang telah ia susun akan segera membuahkan hasil.
"Tuan Alrich, aku yakin ini adalah kesempatan yang bagus untuk menekan petualang itu. Jika dia bertindak sembrono dan melawan perintah kerajaan, maka kita akan memiliki alasan untuk menyingkirkannya."
Pria bernama Alrich menyeringai. "Menarik. Mari kita lihat apakah dia benar-benar sehebat yang dikatakan orang-orang."
Beberapa hari berlalu dalam ketegangan yang tersembunyi. Kratos tetap menjalani kegiatannya seperti biasa, tetapi Observasi Absolutnya menangkap lebih banyak mata-mata yang mengawasinya. Tidak hanya dari pihak Dargan, tetapi juga dari kelompok lain yang tampaknya berasal dari kerajaan.
Di dalam kedai, Kratos duduk sambil menikmati makanannya, sementara Elara dan Lythien tetap waspada.
"Tuan Alrich belum menunjukkan pergerakan langsung, tapi aku yakin mereka hanya menunggu waktu," kata Gerard dengan nada khawatir.
Kratos mengangguk pelan. "Aku sudah menduga. Jika mereka tidak bisa menyingkirkanku dengan cara biasa, mereka akan mencari cara lain."
Lythien mendecak kesal. "Aku tidak mengerti. Jika mereka tahu kau lebih kuat dari mereka, kenapa mereka tetap mencoba mengusikmu?"
Kratos tersenyum tipis. "Karena bagi bangsawan, kekuatan bukan satu-satunya yang penting. Mereka lebih suka permainan politik dan intrik. Mereka tidak akan menyerang secara langsung kecuali mereka yakin bisa menang."
Elara menyilangkan tangan. "Lalu apa yang akan kau lakukan?"
Kratos menyesap minumannya sebelum menjawab, "Menunggu mereka bergerak dulu. Aku ingin tahu sejauh mana mereka akan mencoba menyingkirkanku sebelum aku bereaksi."
Gerard menghela napas. "Aku hanya berharap kita tidak perlu berurusan dengan kerajaan secara langsung."
Kratos tersenyum kecil. "Kita lihat saja nanti."
Di sisi lain kota, di sebuah rumah mewah yang tersembunyi dari pandangan umum, Dargan duduk di hadapan Alrich dengan ekspresi penuh keyakinan.
"Dia masih belum bertindak. Ini berarti dia tidak ingin konflik terbuka," kata Dargan.
Alrich tersenyum tipis. "Bagus. Itu artinya kita masih memiliki celah untuk menjebaknya. Jika kita bisa membuatnya terlihat seperti ancaman bagi kerajaan, maka tidak ada yang akan mempertanyakan tindakan kita untuk menyingkirkannya."
Dargan mengangguk. "Aku sudah menyiapkan langkah berikutnya."
Di luar, malam semakin larut, dan angin dingin bertiup perlahan. Namun, ketegangan di kota Garmouth semakin meningkat. Dan Kratos tahu bahwa badai besar akan segera datang.