Setelah tiba di tempat tujuan Cannon turun dari kapal yang ia tumpangi, tempat pemberhentian kapal tersebut atau dermaga dekat salah satu pasar, dengan penutup kepala Cannon berjalan melintasi di dalam keramaian pasar agar identitas dirinya itu tidak diketahui oleh warga setempat, langkah demi langkah Cannon berjalan tanpa arah.
Dalam perjalanan tanpa tujuan Cannon menyaksikan pemandangan yang tidak enak untuk dilihat, salah satu pedagang tua sedang diminati upeti oleh sekelompok orang yang mengatas namakan dirinya bagian dari anggota wild ones, yaitu sekelompok perompak kejam yang baru Cannon lihat di salah satu stasiun televisi dalam perjalanan ke sini.
Cannon menegur salah satu dari perompak tersebut.
Cannon : Hay bung kamu tidak malu meminta upeti kepada orang tua.
Perompak : Siapa itu yang berani ikut campur.
Cannon : "Sambil memainkan kartu remi di tangan kanannya" saya!!! apa anda keberatan.
Beberapa perompak lainnya bersiap menyerang.
Perompak : Kurang ajar kamu, sudah bosan hidup rupanya.
Cannon : Sepertinya anda yang sudah bosan hidup.
Perompak : Serang
Lima perompak : "Berlari menyerang Cannon".
Dengan amat santai Cannon berjalan sambil melempar beberapa kartu remi yang berada di tangannya, kartu-kartu tersebut dengan cepat melesat menancap di kepala lima perompak tersebut, hanya butuh beberapa detik saja Cannon menghabisi lima perompak itu hanya menyisakan satu perompak.
Perompak : Siapa kamu sebenarnya "nada panik"?
Cannon : "Sambil melangkah pelan" hanya orang asing yang kebetulan melintas.
Perompak : Jangan macam-macam saya salah satu anggota dari wild ones "nada gemetar".
Cannon : "Tersenyum sambil memainkan kartu remi di tangan kanannya".
Perompak : Jangan mendekat kalau kamu masih sayang dengan nyawa mu itu.
Saat Cannon hampir mendekati salah satu perompak tiba-tiba datang beberapa perompak yang lain sambil berteriak, ada apa ini ribut sekali!!!
Perompak : Kakak Gilbert akhirnya Kaka sampai, lihat lah orang itu sudah menghabisi beberapa anggota kita.
Gilbert Alonso adalah salah satu petinggi dalam anggota perompak wild ones.
Gilbert : Menghabisi satu orang saja kamu tidak mampu dasar tidak berguna.
Cannon : "Membuka penutup kepala"
Gilbert : "Sangat amat terkejut melihatnya". Aa.. pa.. kah.. orang itu Cannon Robin "ucap dalam hati nada gugup".
Cannon : Lepaskan orang tua itu.
Gilbert : Cepat lepaskan dia, ayo kita pergi dari sini.
Beberapa Perompak : "Kebingungan sambil melihat satu dengan yang lainnya".
Akhirnya para perompak melepaskan orang tua tersebut dengan sedikit dorongan ke arah Cannon hingga orang tua itu terjatuh di hadapan Cannon.
Cannon : "Membantu mengangkat orang tua berdiri" Anda tidak apa-apa pak tua.
Pak tua : Terima kasih tuan sudah membantu saya.
Beberapa para perompak satu persatu pergi meninggalkan pasar dengan muka sedikit kebingungan, keputusan ini diambil oleh Gilbert Alonso untuk meninggalkan pasar tersebut.
Perompak : Bos Gilbert kenapa kita tidak melawan orang itu?
Gilbert : Bodoh!!! Kalian mau terbunuh sia-sia.
Perompak : Memangnya pria itu siapa bos?
Gilbert : Mantan dari kapten bajak laut ghost horse.
Perompak : Haaa "terkejut".
Gilbert : Apakah dia sudah terbebas dari penjara underworld, penjara paling kejam.
Perompak : Bukannya seluruh anggota bajak laut ghost horse sudah mati terbunuh bos?
Gilbert : Biarkan saja dia bukan suatu ancaman atau penghalang bagi kita Ha ha ha "tertawa licik".
Sehabis membereskan beberapa para perompak Cannon melanjutkan perjalanannya yang tanpa arah itu, hei anak muda terimalah ini sebagai ucapan terima kasih (beberapa sayuran) "ucap pak tua".
Cannon mengambil tanpa kata sedikit pun hanya memberi senyuman kepada pak tua yang ia selamatkan dari para perompak.
Dalam perjalanan yang tanpa tujuan Cannon Robin singgah di salah satu tempat makan yang berada di pinggir jalan, sambil menikmati makanan yang dipesan Cannon Robin, tiba-tiba datang segerombolan preman yang ingin merampok di dalam tempat makan, Brak... "menendang pintu" maaf mengganggu kenikmatan kalian menyantap hidangan itu, serahkan seluruh barang bawaan kalian bila kalian semua ingin keluar dari sini hidup-hidup, kenalkan saya adalah Burno pemimpin perampok gunung yang kejam.
Burno sang pemimpin perampok gunung melihat Cannon yang tidak menghiraukan mereka semua, tanpa menoleh sedikit pun Cannon asik menikmati makanan nya itu, dengan marah Burno menghampiri Cannon yang asik memasukan makanan sendok demi sendok ke dalam mulutnya.
Burno : Hei pria yang bertopi, serahkan semua isi tas mu itu.
Cannon : "tanpa melirik melanjutkan menikmati hidangannya".
Burno : Hey!! Kamu dengar tidak "berteriak".
Cannon : "Tidak menghiraukan langsung membayar dan beranjak pergi".
Burno : "Sangat marah memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Cannon" serang dan bunuh pria itu.
Anak buah Bruno : "Berlari dengan senjata tajam di tangan masing-masing anggota" argh!! "Berteriak".
Cannon Robin mengambil beberapa butir nasi dari piring dan menyentil beberapa butir nasi tersebut menggunakan jari-jarinya, seluruh anak buah Bruno ambruk seketika hanya hitungan beberapa detik saja, butir-butir nasi tersebut melesat dengan cepat dan menembus kaki-kaki dari para perampok gunung itu, Burno sang pemimpin dari perampok gunung melihat seluruh anak buahnya di kalahkan dengan sangat mudah ia pun langsung keringat dingin, perlahan-lahan kaki Burno melangkah ke belakang ia pun langsung berlarian tunggang langgang meninggalkan tempat makan tersebut sambil berteriak ampuni saya jangan bunuh saya.
Setelah selesai membuat tumbang para perampok gunung, Cannon Robin melanjutkan perjalanan kembali, karena ia sudah tidak berselera melanjutkan makanannya, Cannon Robin sudah memutuskan kemana arah ia akan pergi, Cannon akan pergi kembali ke kampung halaman rumahnya itu dan kembali menjadi seorang nelayan bersama adiknya Jose Robin.
Cannon kembali menuju pelabuhan untuk menumpang salah satu kapal yang bertujuan ke arah kampung halaman rumah nya itu, dalam perjalanan melewati pasar saat kejadian Cannon menghabisi para perompak, seluruh warga pasar menghindari Cannon, dengan santainya Cannon Robin berjalan di tengah-tengah keramaian pasar tersebut, saat Cannon tiba di dermaga, Cannon langsung membayar salah satu penyewaan kapal dan memintanya untuk mengantarkan Cannon Robin pulang ke kampung halaman.
Dalam perjalanan menuju kerumah Cannon terdengar suara ombak yang sangat manja di telinga dan panas matahari memeluk seluruh tubuh ini, membuat tubuh Cannon kegerahan, akhirnya Cannon membuka penutup kepalanya, pengemudi kapal yang sudah tidak muda lagi sangat terkejut saat melihat, ternyata pengemudi kapal itu mengenali Cannon Robin seorang mantan kapten dari bajak laut ghost horse.
Pengemudi kapal : Hei anak muda benarkah anda seorang kapten?
Cannon : "Sambil melihat lautan" itu masa lalu saya.
Pengemudi kapal : Apa yang terjadi dengan seluruh kru mu?
Cannon : Entahlah.
Pengemudi kapal : Ada apa kamu ingin pergi ke desa di pesisir pantai itu?
Cannon : Saya akan memulai kehidupan baru disana.
Pengemudi kapal : Kamu tidak ingin membentuk bajak laut mu kembali?
Cannon : "Menggelengkan kepala".
Tibalah Cannon Robin di kampung halaman tempat dimana ia dilahirkan, setelah menuruni kapal yang di tumpangi, dengan telanjang kaki Cannon menginjakkan kakinya itu di pasir putih yang tersapu ombak menggeliat-liat dalam jemari sela-sela kaki Cannon Robin.
KINI SEORANG MANTAN KAPTEN BAJAK LAUT GHOST HORSE TIBA UNTUK MEMULAI HIDUP BARUNYA DI TEMPAT IA DILAHIRKAN.