Udara laut terasa sangat merangkul raga ini dalam ketenangan, suara desir ombak membisikan telinga ini seolah-olah ingin memanggil jiwa tanpa keraguan di hati, Cannon berjalan menuju rumah beratap jerami dan terlihat dari kejauhan mata memandang ada seorang anak menarik sampan menuju pesisir laut, anak yang tangguh dan kuat itu adalah adikku Jose Robin, dari jauh Cannon menjentikkan jari antara jari telunjuk dengan ibu jari menghasilkan tekanan angin yang begitu kuat hingga mengenai anak laki-laki tersebut.
Sedikit kebingungan dari mana sumber tekanan angin itu berasal, sang anak menoleh ke kiri dan ke kanan, saat anak itu menatap lurus kedepan, di situlah Cannon berdiri melihat anak itu, dengan pandangan sedikit rabun tertutup oleh gumpalan air yang tak kuat mata ini membendungnya lagi, hingga tumpah membasahi kedua pipi Cannon.
Jose Robin melihat lelaki kekar dengan penutup kepala, batin yang kuat dan tanpa keraguan kalau lelaki itu adalah kaka tercinta yang tidak pernah terlihat lagi dari ia kecil hingga saat ini, Jose Robin berlari menuju Cannon dengan air mata kebahagiaan dan hasrat ingin memeluknya.
Perasaan kangen yang sudah tidak terbendung lagi kini mempertemukan mereka ber dua, kesedihan di balut dengan kebahagiaan mengobati rasa rindu selama ini, akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Jose : Cannon aku sangat merindukan mu "sambil menangis".
Cannon : Bagaimana keadaan mu sekarang? "mengelap air mata".
Jose : Seperti apa yang kamu lihat.
"Sambil berjalan menuju ke salah satu tepi laut".
Cannon : Sekarang kamu sudah semakin dewasa Jose.
Jose : "hanya tersenyum".
Cannon : Bagaimana keadaan ayah dan ibu?
Jose : "Hanya menunduk".
Cannon : Mengapa kamu terlihat murung?
Jose : Mereka semua tewas terbunuh oleh para perompak.
Cannon : Perompak mana yang kamu tahu Jose? "Mengepal tangan".
Jose : Bendera yang mereka bawa mengatas namakan wild ones.
Cannon : Kurang ajar.
Jose bercerita saat kejadian perompak menyerang.
Malam itu hujan sangat deras disertai dengan angin kencang, dalam pandangan yang tidak begitu jelas tertutup oleh air yang begitu banyak turun dari langit, terlihat ada kapal terdampar dari pesisir pantai, terlihat beberapa orang berjalan menuju ke rumah-rumah penduduk terdengar dengan samar suara banyak teriakan dan rintihan, saat itu ayah dan ibu menyembunyikan ku di dalam sebuah lemari kecil, dengan mata kepala ku mereka semua membantai ayah dan ibu dengan keji, mereka semua juga membawa barang-barang berharga milik kita semua dan membakar beberapa rumah penduduk, hanya tersisa beberapa yang selamat termasuk aku.
Cannon : Kurang ajar mereka semua, aku akan menghabisi mereka semua
Jose : Percuma mereka begitu banyak, dengan persenjataan lengkap kamu akan mati sia-sia.
Cannon : Seandainya kru bajak laut ku masih ada "ucap dalam hati".
Jose : Pemerintahan negara juga sangat kewalahan melawan mereka semua.
Cannon : "Melempar batu ke arah laut hingga membentuk gelombang besar".
Jose : Ya sudah ayo kaka kita pulang kerumah, aku akan memasak untuk mu.
Cannon : Wow apa kamu sudah bisa memasak, kamu sudah dewasa Jose.
Cannon Robin dan Jose Robin beranjak dan berjalan menuju ke kediaman mereka ber dua, setelah tiba di rumah, Cannon masuk kedalam rumahnya itu, dengan mata penuh kenangan melihat sudut demi sudut sekitar, sambil mengeluarkan isi ransel yang ia bawa, setelah Cannon selesai membereskan semua barang bawaannya, barang terakhir yang ia keluar kan adalah atribut bajak laut saat Cannon menjadi kapten, kenangan indah masih terasa terbalut dalam jiwa saat Cannon mengenakan jubah tersebut.
Jose : Cannon mari kita makan dulu.
Cannon : Wah terlihat sangat enak.
Jose : "menarik bangku dan duduk".
Cannon : "menarik bangku dan duduk"
Jose : Bagaimana Cannon kamu menyukainya.
Cannon : Ya ini sangat enak sekali aku sangat suka.
Setelah mereka selesai makan Jose mengajak Cannon untuk memancing ikan untuk hidangan makan malam nanti, Cannon dan Jose pergi ke pinggir pantai, setibanya ia ber dua di pinggir pantai Jose menyiapkan beberapa umpan untuk memancing begitu pun dengan Cannon, hingga matahari memancarkan sinarnya semakin redup perlahan-lahan sinarnya Itu menghilang, berganti dengan lembutnya sinar rembulan.
Hasil tangkapan mereka berdua langsung di hidangkan di tepian pantai, angin laut yang bersahabat ikut bergabung dengan sunyinya malam, suara ombak memanjakan telinga mereka berdua, momen kesenangan ini terulang kembali puluhan tahun lalu, hingga mereka lupa oleh rasa kesenangan ini.
Jose : Apakah kamu ingin kembali lagi menjadi bajak laut suatu saat nanti?
Cannon : Tidak, aku tidak ingin meninggalkan kamu lagi Jose.
Jose : Apa kamu akan tinggal disini selamanya?
Cannon : Mungkin "sambil membalikan ikan yang di bakar".
Jose : Aku takut sendirian.
Cannon : Aku sudah kembali dan akan menjaga mu.
Jose : Terima kasih kamu telah kembali.
Cannon : Aku akan menebus semua dosa-dosa yang sudah ku perbuat.
Jose : "Memeluk dan menangis".
Cannon : Hei adik kecil kamu menangis?
Jose : "Menolehkan kepala" tidak aku tidak menangis.
Cannon : Kamu berbohong.
Jose : Apa-apaan si Cannon.
Cannon mencoba untuk menghibur adiknya itu dengan menyiramkan air laut ke tubuh Jose, hingga akhirnya mereka berdua saling membalas sampai-sampai pakaian yang ia kenakan menjadi basah, pemandangan adik dan kaka ini sangat indah di bawah sinar rembulan yang begitu cantik, siapa pun yang melihatnya akan iri dengan keakraban mereka ber dua, tetapi sangat disayangkan pulau tersebut hanya beberapa penghuni saja akibat ulah dari para perompak, sebelum para perompak menyerang penduduk di pulau ini sangat hidup rukun dan damai, tetapi semua itu telah berubah seperti pulau mati.
Malam pun sudah terlalu larut, hingga angin yang berhembus sudah tidak bersahabat lagi, mereka ber dua sudah cukup lelah bercanda gurau, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi pulang dan beristirahat, sebelum mereka ber dua beranjak untuk tidur Jose dan Cannon pergi untuk membersihkan diri mereka dari pelukan pasir-pasir pantai yang menempel di tubuh mereka, stelah habis membersihkan tubuh mereka barulah mereka pergi untuk pergi tidur dalam keindahan malam.
Jose : Cannon apa kamu merindukan ayah dan ibu?
Cannon : "Menoleh ke Jose" ya tentu.
Jose : Seandainya mereka masih ada disini, pasti mereka sangat senang bisa melihat mu kembali.
Cannon : Ya seandainya aku juga tidak menjadi bajak laut, dan berpetualang mengarungi lautan, pasti aku bisa melindungi kalian dari para perompak.
Jose : Ayah dan ibu pernah berkata, ia sangat merindukan mu ia juga sangat khawatir sekali bila stasiun televisi memberitakan tentang bajak laut mu itu.
Cannon : Ya sudah itu sudah menjadi masa lalu ku, kini aku sudah memulai kehidupan baru dengan mu yang lebih tenang.
Jose : Ya sudah Cannon, aku sudah mengantuk.
Cannon : Selamat beristirahat anak kecil.
Jose : "memasang muka cemberut" selamat malam kapten bajak laut.
MEREKA BERDUA TERTIDUR DALAM KESENENGAN MENYELIMUTI HARI INI.