Dua tahun setelah semuanya berakhir…
Matahari pagi menghangatkan kota kecil tempat Lina dan Natan kini tinggal.
Sebuah rumah sederhana berdiri di pinggiran kota, dikelilingi oleh pohon-pohon rindang dan taman kecil di depannya. Tidak ada yang istimewa dari rumah itu—tidak seperti apartemen mewah atau rumah besar di pusat kota—tetapi bagi mereka, tempat ini adalah surga.
Di teras rumah, Lina duduk di kursi goyang, menggendong bayi kecil mereka yang baru berusia satu tahun. Bayi itu tertawa kecil setiap kali Lina mengayunkan tangannya.
"Kau suka itu, ya?" Lina tersenyum, mencium kening anaknya dengan penuh kasih sayang.
Di dalam rumah, Natan baru saja selesai membuat sarapan. Ia keluar membawa dua cangkir kopi dan satu piring roti panggang.
"Sarapan dulu, sayang."
Lina tersenyum menerima cangkir kopinya. "Terima kasih."
Natan duduk di sampingnya, menatap ke arah langit yang cerah.
"Rasanya aneh," katanya pelan.
"Apa yang aneh?" Lina menoleh.
"Hidup kita sekarang… tenang sekali."
Lina terdiam sejenak. Ia mengerti maksudnya. Dua tahun lalu, mereka hidup dalam ketakutan. Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, dihantui oleh bayang-bayang masa lalu yang seharusnya sudah mati.
Tapi sekarang, semuanya sudah berakhir.
"Kurasa kita pantas mendapatkannya," kata Lina akhirnya. "Setelah semua yang kita lalui."
Natan menatap Lina dengan lembut. "Aku senang kita bisa bersama."
Lina mengangguk. "Aku juga."
Mereka duduk dalam diam, menikmati ketenangan yang telah lama mereka rindukan.
---
KEHIDUPAN BARU
Siang itu, Lina mengajak anaknya berjalan-jalan ke taman kota.
Taman itu tidak besar, tapi cukup nyaman untuk bersantai. Ada beberapa keluarga lain di sana, anak-anak kecil berlarian, dan pasangan tua duduk di bangku taman menikmati waktu bersama.
Lina duduk di bawah pohon besar sambil mengayun-ayunkan kakinya.
Bayi kecilnya tertawa riang saat melihat burung-burung kecil melompat di tanah.
"Apa kau senang di sini, sayang?" Lina tersenyum sambil membelai lembut kepala anaknya.
Anaknya hanya tertawa, belum bisa berbicara, tapi Lina tahu ia bahagia.
Dulu, Lina tidak pernah berpikir akan memiliki kehidupan seperti ini.
Ia pikir, ia akan selalu dihantui oleh masa lalunya.
Tapi ternyata, waktu benar-benar bisa menyembuhkan luka.
Sekarang, ia memiliki keluarga kecil yang selalu ia impikan.
Saat ia sedang termenung, seseorang mendekat dan duduk di sampingnya.
"Menikmati waktu bersama anak kita?"
Lina menoleh dan melihat Natan tersenyum padanya.
Ia baru saja pulang kerja dan langsung menyusul ke taman.
"Tentu saja," kata Lina sambil tersenyum. "Aku masih tidak percaya kita akhirnya bisa hidup seperti ini."
Natan tertawa kecil. "Dua tahun yang lalu, aku tidak akan pernah membayangkan bahwa kita akan duduk di sini, berbicara tentang hal-hal biasa seperti ini."
"Aku juga." Lina menghela napas. "Tapi aku bersyukur untuk semuanya."
Natan mengangguk, lalu menatap anak mereka. "Kurasa, dia membawa keberuntungan bagi kita."
Lina tertawa kecil. "Mungkin saja."
Mereka terus menghabiskan waktu di taman, menikmati kebersamaan tanpa gangguan.
Tidak ada lagi suara-suara aneh.
Tidak ada lagi bayangan yang mengintai mereka.
Hanya ada kehidupan yang damai.
---
MENGIKHLASKAN MASA LALU
Malam itu, setelah anak mereka tertidur, Lina duduk di balkon rumah, menatap bintang-bintang di langit.
Natan keluar dan duduk di sampingnya. "Apa yang kau pikirkan?"
Lina menghela napas. "Masa lalu."
Natan tidak mengatakan apa-apa, membiarkan Lina berbicara.
"Aku pikir… aku sudah mengikhlaskan semuanya. Natalia, ayahnya, rumah itu…" Lina tersenyum kecil. "Aku tidak ingin membencinya lagi. Aku hanya ingin hidup bahagia denganmu dan anak kita."
Natan meraih tangan Lina dan menggenggamnya erat. "Kau sudah melakukan yang terbaik, Lina. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa menjalani masa depan dengan lebih baik."
Lina menoleh dan menatap Natan dengan penuh kasih sayang.
"Terima kasih sudah selalu bersamaku."
Natan tersenyum. "Selalu."
Malam itu, di bawah langit berbintang, mereka berdua duduk dalam keheningan.
Tidak ada lagi ketakutan.
Tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu.
Hanya ada kedamaian.
Dan akhirnya—
Cerita ini berakhir dengan kebahagiaan yang telah lama mereka nantikan.
Tamat...