Dion duduk di tepi ranjang, tangannya mengepal. Ada sesuatu yang tidak beres. Ia bisa merasakannya. Malam ini terasa berbeda. Ia menoleh ke arah Natasya, yang duduk di depan cermin, menyisir rambut panjangnya dengan gerakan pelan. Tatapan matanya kosong, seolah pikirannya melayang entah ke mana.
"Natasya, kau baik-baik saja?" tanya Dion, suaranya sedikit bergetar.
Natasya tidak menjawab. Ia hanya terus menyisir rambutnya, seolah tidak mendengar suara Dion. Tapi tiba-tiba, gerakannya terhenti. Mata Natasya di cermin berubah menjadi lebih gelap, senyum aneh mulai muncul di wajahnya.
Dion merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia menghela napas dan berdiri, berjalan mendekati Natasya. "Natasya?" panggilnya lagi.
Perempuan itu akhirnya menoleh. Wajahnya tetap sama, tetapi tatapannya… kosong, dan dalam sekejap, suaranya berubah.
"Kalian pikir bisa mengambil tubuh ini kembali?"
Dion terdiam. Itu bukan suara Natasya. Itu suara Selena.
Darahnya berdesir. Ia melangkah mundur, tapi sebelum bisa bereaksi lebih jauh, lampu kamar berkedip-kedip, dan cermin di hadapan Natasya bergetar hebat. Retakan mulai muncul di permukaannya, dan suara bisikan menggema di dalam kamar.
"Keluar dari tubuh kami…"
Dion tersentak. Itu suara Ezra.
Ia menoleh ke sekeliling ruangan, dadanya naik turun dengan napas yang semakin berat. Ia sudah mati. Natasya juga sudah mati. Seharusnya mereka yang berkuasa di sini. Mereka yang mengendalikan segalanya. Tapi mengapa sekarang… mereka yang dihantui?
Natasya tiba-tiba berteriak kesakitan, memegang kepalanya. "Berhenti!" teriaknya.
Dion berusaha meraihnya, tetapi bayangan gelap muncul dari cermin dan menarik Natasya ke dalam bayangannya sendiri. Tubuhnya melayang di udara, kepalanya menoleh ke segala arah dengan gerakan tak wajar. Suaranya bergema, bercampur dengan suara Selena.
"Apa kau pikir kau bisa memiliki tubuh ini selamanya?"
Dion mundur dengan napas memburu. Tidak, ini tidak mungkin.
Lalu, ia merasakan sesuatu mencengkeram bahunya.
Dengan cepat, ia menoleh—dan di sanalah Ezra berdiri. Wajahnya pucat, mata hitamnya menatap Dion tanpa ampun.
Dion mencoba bergerak, tetapi tubuhnya membeku. Ia tidak bisa melawan. Ezra menatapnya lebih dalam, dan dalam sekejap, rasa sakit luar biasa menjalar ke seluruh tubuh Dion.
"Ini tubuhku… Ini hidupku…"
Tiba-tiba, Dion merasakan sesuatu merobek dadanya dari dalam. Ia menjerit, berusaha melepaskan diri, tetapi Ezra semakin menekan tangannya ke dada Dion.
Natasya juga menjerit, tetapi tubuhnya masih melayang di udara, dikelilingi oleh bayangan gelap yang mulai merayap ke kulitnya. Selena muncul dari kegelapan, mendekati Natasya dengan mata yang penuh kebencian.
"Kau mengambil segalanya dariku… Sekarang, aku akan mengambilnya kembali…"
Dion ingin melawan, ingin mengambil kendali lagi. Tapi untuk pertama kalinya, ia merasa… takut.
Karena kini, mereka yang menjadi mangsa.
To Be Continue...