Dion dan Natasya merasakan sesuatu yang salah. Mereka yang tadinya merasa berkuasa di dalam tubuh Ezra dan Selena kini mulai kehilangan kendali.
Tubuh mereka menolak.
"T-tidak… ada apa ini?" Dion memegangi kepalanya, merasakan dunia berputar.
Natasya terengah-engah, tubuh Selena yang ia tempati bergetar hebat. Ia mencoba menggenggam sesuatu, tetapi jari-jarinya menembus benda di sekitarnya.
Mereka mulai kehilangan substansi.
"Tidak! Ini tubuhku sekarang!" teriak Natasya, tetapi kekuatan tak kasatmata menariknya mundur.
Ezra dan Selena, yang semula hanya berwujud bayangan, kini semakin nyata.
Kembali.
Ezra membuka matanya. Dadanya naik turun, napasnya tersengal. Tangannya kembali nyata. Tubuhnya kembali padanya.
Selena merasakan hal yang sama. Mereka telah menang.
Sementara itu, Dion dan Natasya terdorong ke belakang, jatuh ke dalam kehampaan.
"TIDAAAAK!!!"
Mereka menjerit…
Lalu menghilang.
Sunyi.
Ezra dan Selena saling menatap, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Mereka masih terengah-engah, tetapi tidak ada lagi suara lain. Tidak ada bisikan, tidak ada tawa jahat.
Dion dan Natasya telah pergi.
Namun, di tengah keheningan itu, Selena merasakan sesuatu yang jauh lebih mengerikan.
Tangannya perlahan menyentuh perutnya.
Dan seketika itu juga, air mata mengalir dari matanya.
Perutnya terasa kosong.
Bayi mereka… telah tiada.
"Tidak…" bisiknya pelan.
Ezra memperhatikan perubahan di wajah Selena, dan sesuatu dalam dirinya ikut hancur.
Mereka sudah melewati neraka. Mereka telah berjuang… tetapi pada akhirnya…
Mereka tetap kalah.
Selena mulai menangis, tangannya mengepal.
"Aku sudah berusaha melindunginya…" ucap Ezra, suaranya serak.
Plak!
Sebuah tamparan mendarat di pipinya.
Ezra membelalakkan mata, sementara Selena menatapnya dengan kebencian yang membara.
"Ini semua salahmu!"
Ezra terdiam.
Selena menangis tanpa henti. "Kalau saja kau bisa lebih cepat… kalau saja kau lebih kuat… anak kita masih hidup!"
Ezra menggeleng pelan. "Aku—"
"Tidak!" Selena menahan isakannya, tubuhnya bergetar karena amarah. "Aku kehilangan anakku, Ezra! Aku kehilangan segalanya!"
Ezra mengepalkan tangannya. "Dan kau pikir aku tidak kehilangan apa pun?!"
"Aku tidak tahu lagi… Aku tidak bisa melihatmu sekarang…" suara Selena melemah, penuh luka.
Ezra menatapnya, tetapi tidak ada yang bisa ia katakan.
Akhirnya, ia berbalik dan berjalan keluar dari kamar, membiarkan Selena tenggelam dalam kesedihannya.
Mereka telah kembali.
Tetapi hubungan mereka tidak lagi sama.
Dan mungkin, tidak akan pernah sama lagi.
To Be Continue...