Mango ice is very delicious.

Raja prajurit yang sudah pensiun, Han Yu, tidak pernah bermimpi bahwa hanya dengan pergi ke sebuah hotel untuk wawancara kerja sebagai pengawal akan berujung pada............

Han Yu merasa tidak berdaya, "Nona Lin, saya minta maaf......."

Lin Qingya merasa malu dan marah, "Maaf? Apakah minta maaf itu berguna? Berlutut untukku!"

Keesokan harinya, sebuah foto Nona Lin dari Korporasi Lin yang sedang berciuman mesra dengan seorang asing menyebar ke seluruh kota. Setiap jalan dan gang dipenuhi pembicaraan tentang bagaimana CEO Wanita Gunung Es hanyalah seorang munafik di depan umum, diam-diam menyimpan entah berapa banyak kekasih.

Di rapat dewan Korporasi Lin, para direktur bersatu untuk mendesaknya, menuntut pengunduran dirinya dari perusahaan karena kerusakan reputasi perusahaan yang disebabkan oleh Lin Qingya.

Demi kehormatannya sendiri dan reputasi Korporasi Lin, Lin Qingya menelepon nomor pria tersebut.

"Halo, Han Yu, ini aku, Lin Qingya."

"Temui aku di kantor catatan sipil dalam setengah jam, aku akan menikah denganmu!"

Dengan diagnosis medisnya di tangan, Han Yu berkata, "Maaf, tapi aku menolak!"


Perang Raja yang Tak Tertandingi dengan CEO Wanita Gunung Es

Han Yu mengambil bola basket, menjatuhkannya ke lantai, dan setelah beberapa kali memantulkan bola, dia memberi dua dribble untuk membiasakan dirinya dengan rasa bola tersebut.


Zhang Youzhe sama sekali tidak menganggap Han Yu serius. Dengan kecepatan dan kemampuan melompatnya, bahkan jika Han Yu berhasil mengelabui dia dengan keterampilan, dia tidak akan bisa menghindari blok panas Zhang.


Perlu diketahui, dia memiliki julukan di sekolah, dikenal sebagai "Jinling Howard." Pada puncaknya, Howard, yang disebut sebagai Magic Beast di NBA, adalah kekuatan yang tidak terpecahkan yang mampu mendominasi baik ofensif maupun defensif.


Zhang Youzhe disebut "Jinling Howard" menunjukkan kekuatan mengesankan yang dimilikinya di kedua sisi lapangan.


Dia sedikit jongkok, menurunkan pusat gravitasi, menyebarkan lengannya dengan lebar, dan mengambil beberapa langkah kecil ke belakang, pandangannya tetap tertuju pada dribbling Han Yu, memotong jalur lawan untuk menerobos.


Bab 257: Tembakan Tiga Poin Ajaib