"Ya. Aku akan melakukannya." Davis menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan kursi roda itu mulai memasuki mal.
Jessica yang menggenggam tangan Davis merasakan cengkeramannya menguat di jari-jarinya saat mereka semakin jauh memasuki mal.
Pamela melihat keduanya, satu di kursi roda, yang lainnya berdiri di sampingnya, melindungi yang duduk dari angin dan hujan. Bibirnya melengkung ke atas.
"Bagian mana yang kita kunjungi dulu?" Mari kita mulai dari bagian wanita. Mereka mengangguk serempak.
Bisikan menyebar di seluruh mal seperti badai yang tenang. Beberapa kepala menoleh, mata membelalak mengenali, penasaran, dan, dalam beberapa kasus, terkejut dengan minimnya upaya menyembunyikan.
Davis merasakan beban tatapan mereka menekan dirinya, berat dan menyesakkan. Ini adalah momen yang ia takutkan—tatapan, bisikan, penilaian diam-diam.
"Apakah itu Davis Allen?"
"Wah... pewaris keluarga Allen? Menggunakan kursi roda?"
"Dia sudah begitu lama tidak terlihat di publik... Aku pikir—"