Ketakutan...

Jessica merasakan emosi menghantam dirinya saat Davis mengajukan pertanyaan itu. Seolah-olah sebuah bendungan di dalam dirinya telah retak, dan semua rasa sakit yang selama bertahun-tahun ia dorong menjauh mulai merembes keluar.

Sebuah gumpalan berat terbentuk di tenggorokannya. Ia ingin menangis, berteriak, melepaskan semuanya dan memohon padanya untuk tidak mencintainya—tidak sekarang, tidak seperti ini. Tapi bagaimana ia bisa mengucapkan kata-kata itu? Bagaimana ia bisa memintanya untuk berhenti memberikan hal yang telah lama ia rindukan—peduli, kasih sayang, dan cinta?

Meskipun lumpuh, Davis sempurna dalam segala hal yang benar-benar penting. Meskipun terikat pada kursi roda, ia utuh dalam semua aspek yang berarti. Ia tidak pernah menunjukkan apa pun selain kelembutan dan kebaikan padanya.