Chantelle tampak bingung. Dahinya panas, dan dia belum pernah mendengar bahwa berpelukan bisa menyembuhkan demam.
Namun, rasanya salah untuk mendorongnya menjauh saat dia sakit.
Dia ragu-ragu, tidak yakin harus berbuat apa.
Saat Daniel memeluknya lebih erat, tubuhnya tegang secara naluriah.
Pada malam yang sunyi ini, Chantelle bisa mendengar detak jantungnya sendiri.
Dia tidak yakin apakah itu karena Daniel memeluknya, tetapi tubuhnya mulai merasa panas.
Dia berpikir untuk mengangkat selimut, tetapi Daniel sudah demam. Jika dia berkeringat dan masuk angin, mungkin malah makin buruk.
Lupakan saja. Aku akan bertahan malam ini, dia mendesah pada dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak mengantuk.
Lalu, sebuah ponsel mulai bergetar di atas meja samping tempat tidur. Itu milik Daniel. Dia tidak terbangun, dan karena ponsel itu berada di belakangnya, Chantelle tidak bisa meraihnya. Dia tidak punya pilihan selain membiarkannya berdering.