"Anthony! Di mana kamu? Bantu aku bangun!" dia berteriak.
Anthony ketakutan setengah mati. Butuh waktu sebentar sebelum dia bergerak dan bergegas membantu Camille.
Begitu dia berdiri, semua orang di ruangan itu menatapnya dengan kaget.
Camille menyadari keheningan yang aneh dan mengerutkan dahi.
"Apa yang kalian lihat? Belum pernah lihat orang jatuh?" Dia menggeram dan menggertakkan gigi.
Dia meraih pinggangnya secara naluriah dan mencoba menggosok bagian pantat yang mati rasa. Tangannya menyentuh sesuatu yang aneh—sebuah robekan pada kain.
Perasaan tenggelam menghantamnya.
Mengapa celanaku robek?
"Anthony, ada apa dengan celanaku?" dia bertanya.
Robekan itu ada di belakangnya, jadi dia tidak bisa melihatnya dan tidak punya pilihan selain bertanya padanya.
Mata Anthony membelalak saat dia mengeluarkan teriakan panik. "Nona Nelsen, y-celanamu... robek!"