Daniel melangkah keluar. Sosoknya yang tinggi dan kepercayaan dirinya membuatnya sulit untuk diabaikan.
Dia berjalan langsung menuju Chantelle. Ada sekilas kemarahan di matanya, dan suaranya tajam.
"Kenapa kamu di sini?"
Matanya memerah. Setelah seharian penuh di butik, seharusnya dia beristirahat.
Melihat kerutan di wajah Daniel mengingatkan Chantelle pada enam tahun lalu. Waktu itu, hanya satu tatapan seperti itu bisa menghancurkan harinya. Jika dia menanyakan pertanyaan yang sama pada waktu itu, dia akan membuat alasan dan pergi.
Dia tidak suka perasaan yang ditimbulkannya.
"Chantelle, ada apa?" Daniel menatapnya, bingung. Suaranya membangunkan Chantelle dari pikirannya.
"Ruby telah mencoba membunuhku lebih dari sekali. Aku perlu bicara dengannya." Chantelle dengan cepat menepis tangannya.
"Baiklah, biar aku ikut denganmu." Daniel sempat berencana untuk meminta Chantelle membiarkannya menangani itu. Tetapi ketika dia melihat tatapan di matanya, dia berubah pikiran.