Aku masih ingat saat pertama kali aku bertemu dengan keluarga mertuaku di Shanghai, China. Aku merasa sangat gugup dan tidak yakin apakah aku bisa diterima oleh mereka. Istriku, Riko, adalah anak dari sebuah keluarga kaya dan berpengaruh di Beijing. Mereka memiliki bisnis yang sukses di bidang teknologi dan rumah yang mewah di distrik Shunyi.
Aku, Arin, adalah anak dari sebuah keluarga sederhana di Guangzhou. Ayahku adalah seorang pedagang kecil dan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Aku tidak memiliki latar belakang yang baik dan tidak memiliki prestasi yang membanggakan.
Saat pertama kali aku bertemu dengan keluarga Riko, aku merasa sangat tidak nyaman. Mereka semua terlihat sangat elegan dan berkelas, sementara aku terlihat sangat sederhana dan tidak berkelas. Aku merasa seperti aku tidak pantas untuk menjadi bagian dari keluarga mereka.
"Selamat datang, menantu," kata ibu Riko dengan senyum yang tidak terlalu hangat. "Kami senang sekali kamu bisa bergabung dengan kami."
Aku tersenyum dan berusaha untuk terlihat lebih percaya diri. "Terima kasih, ibu," kataku. "Saya senang sekali bisa bergabung dengan keluarga ini."
Namun, aku bisa merasakan bahwa mereka tidak terlalu senang dengan kehadiranku. Mereka semua terlihat seperti mereka sedang memandangku dengan rasa penasaran dan keraguan.
Aku tidak bisa menyalahkan mereka. Aku sendiri juga tidak yakin apakah aku pantas untuk menjadi bagian dari keluarga mereka.