Southern Wind

Ini pertama kalinya. Aku takut sakit. Pelan-pelan…" Tubuh Fang Xinxin kaku karena cemas.
Bai Qinghao mencubitnya dengan penuh kasih. "Kita hanya berenang. Aku tidak menarikmu terlalu keras; bagaimana kamu bisa terjatuh ke air seperti itu?"
Dalam kehidupan sebelumnya, dia kelebihan berat badan. Wajahnya dipenuhi jerawat. Namun, dia tetap memaksanya untuk bersamanya. Seberapa besar dia mencintainya? Namun, dia tidak pernah melihat ketulusannya dan membabi buta mengejar bajingan licik. Pada akhirnya, dia ditinggalkan dalam keadaan buta dan lumpuh separuh badan.
Setelah diberikan kesempatan kedua, dia akhirnya menyadari bahwa penampilannya yang buruk disebabkan oleh 'obat-obatan' yang ditambahkan oleh saudara perempuannya ke dalam produk perawatan kulitnya. Di kehidupan ini, dia memilih untuk menjauhkan diri dari bajingan itu, menurunkan berat badan, dan 'merawat' wajahnya. Dia memulihkan kembali tubuhnya yang menggoda dan penampilannya yang luar biasa, menghargai cinta suaminya. Mereka kemudian bekerja sama dengan manis untuk menyiksa bajingan itu dan melahirkan 'pangsit' kecil…

Kelahiran Kembali: Serangan Balik Istri yang Dimanjakan

"Kamu menyia-nyiakan tiga ratus ribu dolar." Fang Lilan marah hingga tampaknya ada kerutan baru di wajahnya yang sudah menua. "Xinxin, uang Bai Qinghao sudah dikembalikan. Apakah kamu tahu sebesar apa tiga ratus ribu dolar bagi Keluarga Fang saat ini?"


Senyuman mengejek Fang Xinxin semakin mendalam. "Ayahku sedang berada di ranjang rumah sakit saat ini, tapi kalian berdua tidak peduli dengan kesejahteraannya. Sebaliknya, kalian justru berpegang erat pada masalah pakaian senilai tiga ratus ribu dolar dan menolak melepaskannya. Apa yang aku lakukan hanya membeli beberapa pakaian untuk Fang Manxue, bukan? Karena paman kedua kita bilang dia akan membayar, dan setuju membeli pakaian itu untuk Fang Manxue, apa hak kalian untuk mengkritikku?"


"Kamu…" Fang Lilan tercekik oleh amarahnya. "Dasar anak sialan! Kamu menyia-nyiakan begitu banyak uang, tapi tetap berbicara seolah-olah kamu benar."


Satu Sen