Bab 169

"Apa yang kamu bicarakan? Cerita siapa ini!? Itu omong kosong! Ini adalah hidupku, ini adalah ceritaku dan aku akan menjalaninya seperti yang aku mau!" Aku membentak. Aku bisa melihat apiku meledak keluar dari diriku dalam frustrasi. Warnanya benar-benar kontras dengan kegelapan.

"Ini bukan ceritamu," desis suara pertama. "Dan mereka bukanlah milikmu."

Aku menengadahkan kepala ke belakang dan tertawa terbahak-bahak. Tapi itu bukan tawa yang sembrono. Tidak, ini adalah tawa seseorang yang telah didorong terlalu jauh. Jenis tawa yang membuatmu dikurung di sebuah ruangan putih yang menyenangkan dengan jaket yang memungkinkannya terus-menerus memeluk dirinya sendiri.

"Apakah kamu pikir kamu satu-satunya yang kembali ke awal?" tanya suara ketiga. Di mana sebelumnya saya menikmati kelembutannya, sekarang hanya membuat telinga saya seolah screeching di papan tulis.