Jangkauan Tangan

Aku menoleh untuk menatap ke atas pada Chen Zi Han dan kemudian kembali ke bawah ke arah tempat tangannya bertumpu kuat di pundakku. Memberinya tatapan bingung, aku menunggu apapun yang ingin dia katakan.

"Dalam jangkauan, ingat? Kita tidak akan mengalami insiden lagi seperti sebelumnya. Bahkan jika kamu bisa sembuh dengan kecepatan super, kita tidak bisa mengatasinya," katanya, suaranya dalam dan serak. Aku merasa malu. Kurasa aku belum belajar cukup baik jika aku siap untuk berlari langsung ke sekumpulan zombie lagi.

Namun, setidaknya kali ini aku tidak memakai headphone DAN aku siap menggunakan apiku.

Mengernyitkan hidung, kali ini bukan karena bau tetapi karena malu, aku menunggu di sampingnya. "Apa rencanamu?" tanyaku saat tiga pria lainnya menyebar di belakang kami, masing-masing mengambil bagian berbeda dari garis tersebut. Aku melihat beberapa wajah yang kukenal di kerumunan dan menduga bahwa orang-orang mereka telah keluar kembali untuk membantu.